Coinvestasi berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Marouen Zelleg, APAC BD Head Polygon. Dalam wawancara itu, Marouen berbagi wawasan tentang Polygon 2.0, sebuah proyek ambisius yang siap merevolusi skalabilitas Web3.
Apa Itu Polygon 2.0?
Polygon 2.0 adalah panduan untuk membangun Polygon menjadi value layer atau lapisan nilai pada internet. Rencana pengembangan Polygon 2.0 telah diumumkan pihak Polygon pada 13 Juni 2023.
“Polygon 2.0 bermaksud menciptakan dunia Web3 dengan skalabilitas tak terbatas. Tujuan kami adalah untuk memungkinkan ekosistem di mana beberapa chain beroperasi secara selaras,” jelas Marouen Zelleg.
1/ Our vision for Polygon is simple: to build the Value Layer of the Internet.
— Polygon (Labs) (@0xPolygonLabs) June 12, 2023
The Internet allows anyone to create and exchange information. The Value Layer allows anyone to create, exchange, and program value.
Enter Polygon 2.0: a blueprint to build the ultimate Value Layer. pic.twitter.com/9eYSr3H1L5
Secara teknis, Polygon 2.0 menggabungkan semua ekosistem Polygon seperti Polygon zk-EVM, PoS, dan Supernets sehingga pengguna merasakan pengalaman menggunakan banyak chain layaknya menggunakan satu chain saja.
Polygon 2.0 diharapkan menghadirkan masa depan di mana pengguna tidak perlu khawatir tentang kompleksitas berbagai chain, bridge token, atau penggunaan beberapa wallet.
“Kami bertujuan untuk menyederhanakan kompleksitas ini, menawarkan pengalaman Web3 yang benar-benar ramah pengguna,” tambah Marouen.
Baca juga: https://coinvestasi.com/belajar/mengenal-matic-blockhain-dengan-gas-fee-murah
Beda Polygon 1.0 dengan Polygon 2.0
Polygon sebelum upgrade dengan Polygon 2.0 memiliki beberapa perbedaan antara lain:
- Cara kerja antar chain: Polygon sebelum upgrade bekerja sebagai chain yang terpisah, sebagai contoh: pengguna mesti melakukan bridge manual dari Polygon PoS menuju Polygon zk-EVM. Namun pada Polygon 2.0, interaksi antar chain Polygon tidak memerlukan bridge manual karena sudah digabung.
- Token penggerak protokol: token pada Polygon sebelum upgrade adalah MATIC. Sementara token pada Polygon 2.0 adalah POL hasil migrasi dari token MATIC.
Cara Kerja Polygon 2.0
Polygon 2.0 akan memiliki struktur empat layer yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan skalabilitas jaringan sembari membuat transaksi menjadi lebih aman dan instan. Empat layer tersebut adalah:
- Staking Layer: terdiri dari kontrak validator manager pada blockchain Ethereum dan chain manager untuk setiap chain Polygon. Layer ini menjaga catatan validator, memproses permintaan, dan menangani peristiwa slashing.
- Interoperability Layer: dibangun di atas staking layer, layer ini menghubungkan setiap chain Polygon menggunakan bridge. Layer ini dilengkapi oleh aggregator yang menggabungkan zero knowledge proof menjadi satu dan akan dikirimkan ke blockchain Ethereum.
- Execution Layer: layer ini akan memungkinkan chain Polygon untuk memproses blok dengan cara yang serupa dengan blok Ethereum. Ini terdiri dari beberapa komponen seperti: P2P, konsensus, basis data mem-pool, dan witness generators.
- Validation Layer: layer ini menghasilkan bukti untuk semua transaksi internal dan cross-chain untuk setiap chain Polygon. Layer ini terdiri dari common prover untuk agregasi dan verifikasi bukti, state machine yang mensimulasikan eksekusi, dan constructor untuk para developer.

Dampak Polygon 2.0 Kepada Pengguna Akhir
Dalam penggunaan praktis oleh pengguna akhir (end user), Polygon 2.0 akan mengandalkan zk-proofs untuk menyimpan transaksi yang telah divalidasi pada layer-1 dan data transaksi aktual pada layer-2. Inovasi ini akan mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan privasi pengguna.
Selain itu, Polygon 2.0 akan mendukung banyak chain dan memungkinkan interaksi cross-chain tanpa batas secara instan tanpa mengorbankan aspek keamanan.
Marouen menambahkan bahwa hadirnya Polygon 2.0 akan mengurangi langkah kompleks dalam berinteraksi cross-chain. Pengguna akan berinteraksi dengan seluruh chain tanpa merasa bahwa mereka meninggalkan satu chain ke chain lain.
“Pengguna tidak perlu khawatir tentang kompleksitas berbagai chain, bridge token, atau penggunaan beberapa wallet. Kami bertujuan untuk menyederhanakan kompleksitas ini, menawarkan pengalaman Web3 yang benar-benar ramah pengguna,” Imbuh Marouen.
Migrasi Token MATIC ke POL
Pada pengembangan Polygon 2.0 akan melibatkan fase migrasi token dari MATIC menuju POL. Marouen menjelaskan lebih lanjut mengenai migrasi token dari MATIC ke POL yang menjadikannya token hyper-productive.
Migrasi ini memungkinkan partisipasi beragam dalam jaringan. Pemegang POL dapat melakukan staking dan validasi transaksi di berbagai chain Polygon, serta memungkinkan untuk mengambil peran baru dalam ekosistem.
“Migrasi MATIC menuju POL akan akan bernilai 1:1 dan berlangsung secara bertahap, dengan periode yang panjang untuk konversi token,” jelas Marouen.
Jadi bagi pemegang token MATIC ketika migrasi terjadi, maka pemegang akan mendapatkan POL sejumlah MATIC yang dimiliki.
Polygon 2.0. merupakan versi terbaru dari Polygon yang berfokus pada peningkatan skalabilitas yang tak terbatas dengan menggabungkan semua chain Polygon menjadi satu.
Pembaruan Polygon 2.0 ini mencakup pengembangan ekosistem berbasis zero knowledge, pengenalan arsitektur chain yang baru, perubahan dalam tokenomics MATIC menjadi POL, serta peningkatan dalam sistem tata kelola.