UEA Klarifikasi soal Program Golden Visa dari TON
7th July, 2025
Otoritas Uni Emirat Arab (UEA) membantah klaim bahwa platform blockchain The Open Network (TON) menyediakan jalur resmi untuk memperoleh Visa Emas UEA selama 10 tahun melalui skema staking kripto.
Rumor ini pertama kali muncul pada 5 Juli 2025, ketika TON mengumumkan bahwa individu yang melakukan staking Toncoin (TON) senilai US$100.000 atau sekitar Rp1,6 miliar selama tiga tahun, serta membayar biaya pemrosesan sebesar US$35.000 atau setara Rp570 juta, berhak mengajukan Golden Visa UEA. TON juga mengklaim bahwa proses ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari tujuh minggu, dengan dukungan dari mitra lokal mereka yang berbasis di UEA.
Dalam penjelasannya, TON menyebut dana staking akan dikunci dalam smart contract di jaringan mereka, yang diklaim aman dan transparan. Selain itu, program ini juga menawarkan estimasi imbal hasil tahunan sebesar 3–4% dan mencakup anggota keluarga inti tanpa biaya tambahan di luar biaya pemerintah.
Program ini menonjol karena menawarkan biaya masuk yang jauh lebih rendah dibanding jalur Golden Visa konvensional di UEA, yang biasanya mensyaratkan investasi minimum sebesar US$540.000 atau sekitar Rp8,7 miliar dalam bentuk aset tidak likuid seperti properti. TON menyebut tawaran mereka sebagai alternatif lima kali lebih terjangkau.
Menambah spekulasi ini, CEO Telegram Pavel Durov me-repost unggahan yang diterbitkan oleh influencer kripto Ash Crypto di X, meski dirinya belum memberikan pernyataan apapun.
Baca juga: Pudgy Penguins Luncurkan Game Web3 Berbasis Blockchain TON
Otoritas UEA Buka Suara
Tak lama setelah pengumuman dari TON, Emirates News Agency (WAM) merilis pernyataan resmi dari tiga otoritas utama, termasuk The Federal Authority for Identity, Citizenship, Customs and Port Security (ICP), Securities and Commodities Authority (SCA), dan Virtual Assets Regulatory Authority (VARA). Mereka menegaskan bahwa kepemilikan aset digital tidak menjadi dasar untuk mendapatkan Golden Visa.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa investasi dalam aset digital diatur oleh regulasi tersendiri dan tidak terkait dengan kebijakan Golden Visa. Masyarakat diimbau untuk hanya mengacu pada informasi dari sumber resmi untuk menghindari kesalahan informasi atau penipuan.
VARA turut menegaskan bahwa perusahaan TON tidak memiliki izin dan tidak berada di bawah pengawasan regulator kripto di UEA.
Harga TON sempat melonjak ke rekor tertinggi harian di US$3,05 sebelum mengalami koreksi di US$2,8 menyusul pernyataan regulator UEA, menurut data TradingView.

Meski program dari TON dibantah, UEA tetap aktif dalam mendukung ekosistem blockchain. Dalam beberapa bulan terakhir, otoritas Dubai diketahui telah menyetujui stablecoin RLUSD milik Ripple, dan regulator kripto setempat juga memperbarui panduan mereka untuk mencakup tokenisasi Real World Asset (RWA).
Zona ekonomi seperti Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) kini juga menampung lebih dari 600 perusahaan kripto, menunjukkan ambisi UEA sebagai pusat global industri ini.
Baca juga: Dubai Luncurkan Tokenisasi Properti Pertama di Kawasan MENA