Trust Wallet Beberkan Alasan Asia Kian Dilirik Proyek Kripto Dunia

Dilla Fauziyah

2nd September, 2025

CEO Trust Wallet, Eowyn Chen, melihat ada pergeseran besar dalam peta industri kripto global. Jika dulu Amerika Serikat selalu dianggap sebagai pasar utama, kini Asia justru menjadi target pertama bagi banyak proyek kripto.

Dalam wawancara eksklusif bersama Coinvestasi di ajang Coinfest Asia pada 22 Agustus 2025, Chen menilai ada dua alasan utama mengapa Asia semakin dilirik, ini termasuk jumlah pengguna yang sangat besar dan optimisme tinggi dari komunitas lokal.

“Dulu pasar AS selalu jadi prioritas, sementara wilayah lain baru dipikirkan belakangan. Tapi sekarang, banyak proyek justru menempatkan Asia sebagai sasaran utama,” ujar Chen.

Indonesia menjadi contoh nyata. Dengan populasi yang besar dan tingkat antusiasme masyarakat yang tinggi, negara ini bahkan sempat menduduki peringkat tiga teratas dalam adopsi kripto global.

“Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat untuk Trust Wallet sepanjang tahun lalu,” tambahnya.

Baca juga: Adopsi Belum Maksimal, Trust Wallet Ungkap Rencana untuk Pengguna di Indonesia

Sejalan dengan Pertumbuhan Trust Wallet

Tren adopsi kripto di Asia sejalan dengan lonjakan pengguna Trust Wallet. Sebagai salah satu self-custody wallet terbesar di dunia, Trust Wallet mencatat pertumbuhan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Jumlah unduhan aplikasi naik dari 40 juta menjadi 200 juta, dengan lebih dari 15 juta pengguna aktif bulanan.

Perusahaan ini juga berhasil berbalik arah secara finansial, dari rugi hingga 8 digit per tahun menjadi keuntungan dengan angka serupa pada 2025.

Chen menegaskan, misi Trust Wallet adalah membangun bisnis berkelanjutan yang memberi akses finansial lebih luas bagi masyarakat dengan memanfaatkan peluang di sektor kripto. Salah satu langkah strategis terbarunya adalah merambah ke real-world assets (RWA) yang kini semakin populer di Asia.

“Stablecoin seperti dolar AS sebenarnya sudah termasuk RWA. Sekarang kami juga melihat peluang di instrumen lain, mulai dari money market fund hingga sekuritas yang ditokenisasi. Bagi kami, semuanya tetap kripto, karena yang terpenting adalah memberi akses yang lebih mudah bagi masyarakat,” jelasnya.

Menurut Chen, Asia dan khususnya Asia Tenggara menjadi kawasan potensial untuk pengembangan RWA karena banyak masyarakat belum memiliki akses setara terhadap produk finansial tradisional. Tokenisasi diyakini bisa membuka pintu bagi lebih banyak orang.

Meski begitu, ia mengingatkan ada dua tantangan utama: edukasi dan regulasi.

“Apakah masyarakat benar-benar memahami manfaat sekaligus risikonya? Dan bagaimana aturan terkait RWA akan didefinisikan di tiap negara? Untuk setiap inovasi, penting memberi ruang agar bisa berkembang dulu. Setelah itu, kita bisa mencari kerangka regulasi yang lebih baik sesuai respons pasar dan tingkat adopsi,” tutup Chen.

Baca juga: Trust Wallet Peringatkan Pengguna iOS Tentang Kerentanan iMessage

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.