Tokenisasi Aset pada Real Estat dan CBDC Diprediksi Melonjak pada 2030!

Anggita Hutami

3rd April, 2023

Boston Consulting Group dan Citi Group merilis laporan analisis yang mengungkapkan optimisme terhadap potensi tokenisasi aset dan blockchain.

Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen global yang berbasis di Boston, Amerika Serikat. Sedangkan, Citi Group adalah perusahaan jasa keuangan multinasional yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Baca Juga: Apa Itu Tokenisasi?

BCG: Tokenisasi Real Estat

Menurut laporan Boston Consulting Group (BCG), industri tokenisasi aset tidak likuid diprediksi dapat mencapai nilai hingga US$16 triliun pada tahun 2030.

Gambar data prediksi tokenisasi pada 2030. Sumber: BCG.

Laporan BCG memaparkan hasil survei di Amerika Serikat pada 1997 yang menunjukkan, sebagian besar kekayaan dunia saat ini terkunci dalam aset yang tidak likuid.

Lebih dari 56% dari aset yang dimiliki oleh wajib pajak dengan kekayaan bersih antara US$600.000 hingga US$1 juta tidak likuid. Aset yang tidak likuid cenderung diperdagangkan dengan diskon dibandingkan dengan aset yang likuid.

Laporan Boston Consulting Group (BCG)

Beberapa contoh utama dari aset yang tidak likuid meliputi real estat, sumber daya alam, tanah, komoditas, dan infrastruktur publik.

Sejumlah kelas aset tersebut hanya dapat diakses oleh investor atau institusi kaya karena keterbatasan ukuran tiket, seperti saham pre-IPO, dana lindung nilai, proyek infrastruktur, komoditas dan instrumen investasi alternatif, serta kredit swasta.

BCG merekomendasikan beberapa tindakan untuk mempercepat adopsi tokenisasi aset, seperti kemitraan antara pemain industri, pengembangan standar, dan peningkatan kesadaran investor.

Meggunakan teknologi tokenisasi aset, aset tidak likuid seperti properti dapat dipecah menjadi beberapa token digital dan dapat diperdagangkan di pasar terdesentralisasi. Ini juga dapat membantu meningkatkan likuiditas aset dan memudahkan investor untuk membeli atau menjualnya.

Laporan (BCG) juga menyatakan bahwa tokenisasi aset dunia nyata, termasuk ekuitas, obligasi, dana investasi, dan instrumen keuangan lainnya, dapat menjadi katalis untuk adopsi kripto arus utama.

Analis BCG juga memperkirakan bahwa ini akan membuka jalan bagi kemungkinan tokenisasi komoditas seperti emas dan perak serta real estat.

Baca Juga: Token Properti Kodo Assets, Alternatif Baru Raih Passive Income

Citi Group: Tokenisasi Aset Keuangan dan CBDC

Menurut Citi Group, blockchain memiliki potensi besar yang akan direalisasikan dalam jumlah pengguna yang mencapai miliaran orang dan proyek bernilai triliunan dolar.

Gambar peluang tokenisasi aset. Sumber: Citi Group.

Adopsi mata uang digital oleh Central Bank Digital Currency (CBDC) dan pembayaran aset token dalam permainan maupun media sosial berbasis blockchain, diprediksi dapat mendorong realisasi tokenisasi aset dan penggunaan blockchain dalam skala besar.

Kami memperkirakan adanya US$4 hingga US$5 triliun sekuritas digital yang diberikan token serta volume perdagangan keuangan dengan teknologi buku besar terdistribusi (DLT) senilai US$1 triliun pada tahun 2030.Laporan Citi Group

Menurut laporan tersebut, tokenisasi di pasar swasta diprediksi akan tumbuh 80 kali lipat dan mencapai nilai hampir US$5 triliun pada tahun 2030. Analisis tersebut pernah dipaparkan dalam laporan Citi GPS 2021 Future of Money: CBDCs, Crypto, dan 21st Century Cash.

Merujuk data dari IMF, per Juli 2022, ada hampir 100 CBDC dalam tahap penelitian atau pengembangan dan dua telah diluncurkan sepenuhnya: eNaira di Nigeria, diluncurkan pada Oktober 2021, dan SAND dolar Bahama, dirilis pada Oktober 2020.

Gambar pertumbuhan CBDC di dunia. Sumber: IMF

Negara-negara besar seperti China (Yuan Digital), Amerika Serikat (Digital Dollar), dan Inggris (Britcoin) pun tengah mengembangkan CBDC mereka masing-masing.

Indonesia juga mulai melakukan pengembangan CBDC melalui proyek Garuda. Nantinya, Rupiah Digital akan menjadi versi digital dari mata uang Rupiah bentuk fisik yang dapat digunakan sebagai alat transaksi sah.

Tokenisasi Aset di Indonesia

Bagaimana tokenisasi aset di Indonesia? Di dalam negeri, tokenisasi aset pun terus dikenalkan dan kembangkan untuk meningkatkan adopsinya. Beberapa proyek tokenisasi aset yang sudah muncul ke publik, sebagai berikut:

  • Tokenisasi Emas Pegadaian: Saat media briefing Bulan Literasi Kripto (24/2), Ketua Aspakrindo, Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan bahwa pegadaian akan membuat tokenisasi stablecoin dengan aset dasar emas. Pegadaian akan melebur emas menjadi emas yang disimpan di kustodian dan akan diterbitkan dalam bentuk token.
  • Sertifikat Tanah Berbasis Blockchain: Menurut keterangan Ketua Aspakrindo, Teguh Kurniawan Harmanda, Indonesia akan mengimplementasikan blockchain untuk sertifikat tanah. Saat ini sudah dilakukan finalisasi prototipe demo.
  • Rupiah Digital adalah mata uang digital Rupiah yang diusulkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu bentuk inovasi dalam sistem pembayaran Indonesia. Bank Indonesia sudah merilis consultative paper terkait rupiah digital untuk meminta saran masyarakat dan ahli. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan desain rupiah digital akan dirilis pada Juli 2023.

Baca Juga: Tiga Tahap Pengembangan Rupiah Digital dari Bank Indonesia

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.