Senator AS Ini Terancam Gagal Menang Pemilu karena Kripto
20th February, 2024
Senator Amerika Serikat yang seringkali dikritik karena pandangannya terhadap aset kripto, Elizabeth Warren, kini tengah menghadapi tantangan serius untuk mempertahankan kursi senatnya.
Pada 19 Februari, Warren mengirim pesan kepada reporter Eleanor Terrett dari FOX Business yang menunjukkan bahwa ada penantang dari Partai Republik yang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri melawan Warren untuk Senat di Massachussets.
🚨SCOOP: @SenWarren is RALLYING her donor base in anticipation of a challenge to her Massachusetts Senate seat from a pro-#crypto candidate.
— Eleanor Terrett (@EleanorTerrett) February 19, 2024
In an email sent to me by a source who received it, Warren directly addresses the @BostonGlobe report speculating that @JohnEDeaton1 will… pic.twitter.com/NuEBSp1924
Terret mencuit di akun X-nya (20/2) telah mendapatkan email dari sumbernya yang menjelaskan bahwa di email itu Warren langsung menyebut spekulasi Boston Globe bahwa John Deaton akan melawannya di pemilu AS tahun ini. Deaton belum mengumumkan apakah dia berniat mencalonkan diri.
Baca juga: Kreditur Gugat FTX Terkait Rencana Pembayaran Nasabah
Pengaruh Kripto Jegal Warren Menjadi Senator AS
Warren mengatakan dia tidak khawatir meskipun ada tekanan dan lobi kripto yang menargetkannya atas upaya untuk membuat regulasi kripto yang melindungi konsumen dari penipuan. Kendati mengatakan tidak khawatir, namun majunya Deaton yang memiliki wawasan terhadap kripto jelas sedikit banyak dapat membuat posisi Warren terancam.
Di sis lain, selain Deaton, ada pengaruh kuat dari konglomerat kripto dalam mempengaruhi keputusan politik melalui Komite Aksi Super Politik (PAC).
Entitas-entitas ini, yang didukung oleh kekayaan besar yang dikumpulkan melalui mata uang kripto, berupaya membentuk lanskap politik demi keuntungan mereka. Salah satu contoh yang mencolok adalah Fairshake SuperPAC, yang didukung oleh nama-nama besar seperti Ripple dan Coinbase.
Namun, tantangan terbesar bagi Warren mungkin bukan hanya dari pengaruh dari Deaton dan konglomerat kripto, tetapi juga dari upaya legislatifnya sendiri, khususnya dorongan untuk Undang-Undang Anti-Pencucian Uang Aset Digital (DAAML).
Gagasan ini, yang bertujuan untuk menutup kesenjangan peraturan yang memungkinkan aset kripto menjadi pasar keuangan yang liar, mendapat banyak kritik.
Sebagian kritikus, seperti Perwakilan French Hill, berpendapat bahwa menerapkan peraturan keuangan tradisional pada dunia kripto adalah hal yang tidak praktis. Mereka menyebutkan bahwa sifat transaksi kripto, yang berbeda dengan bursa keuangan tradisional, membuatnya sulit untuk diterapkan.
Baca juga: Satoshi Nakamoto dapat Penghargaan dari Amerika Serikat? Ini Faktanya!