Sam Bankman Fried Mendapatkan Pinjaman Rp51 Triliun dari Alameda Research

Nabiila Putri Caesari

18th November, 2022

Dokumen terbaru melaporkan bahwa Sam Bankman-Fried (SBF) mendapat pinjaman sekitar $3,3 miliar (Rp51 triliun) dari Alameda Research. 

Isi Laporan Dokumen

Menurut dokumen yang diajukan ke Pengadilan Kebangkrutan AS untuk Distrik Delaware, Alameda Research memiliki pinjaman gabungan sebesar $4,1 miliar (Rp64 triliun) untuk pihak berelasi, dilansir dari Beincrypto, Jumat (18/11/22)

Secara detail, pinjaman sebesar $1 miliar (15,6 triliun) diberikan kepada Sam Bankman-Fried, sementara $2,3 miliar (Rp36 triliun) diberikan kepada Paper Bird Inc., yang mana merupakan entitas yang dimiliki oleh Sam Bankman-Fried.

Yang menjadi sorotan dalam hal ini adalah Karyawan lain di FTX juga menerima pinjaman dari Alameda, termasuk $543 juta (Rp8,5 triliun) untuk Head of Engineering FTX, Nishad Singh dan $55 juta (Rp862 miliar)untuk Head of FTX Digital Markets, Ryan Salame. 

Baca Juga: Pernah Dapat Dana dari Alameda, PINTU Jamin Tidak Terdampak!

Kontrol Keuangan Sangat Lemah

Arus kas dari Alameda ke perusahaan lain yang dikelola oleh Sam Bankman-Fried dinilai sebagai penyalahgunaan dana nasabah.

Dokumen kebangkrutan terbaru menjabarkan bahwa kontrol keuangan perusahaan sangat lemah. Sebab, ada desas-desus dana FTX digunakan untuk membeli rumah di Bahama dan barang-barang pribadi lainnya atas nama karyawan dan penasihat FTX. 

Salah satu yang menjadi sorotan dalam hal ini, pada kenyataannya bahwa real estat dibeli atas nama pribadi karyawan dan penasihat FTX.

CEO FTX yang baru, John J. Ray III, mengatakan bahwa kurangnya kontrol dalam proses pencairan (disbursement) berarti akuntansi pengeluaran dilakukan dengan cara yang tidak sesuai untuk perusahaan bisnis.

“Mulai dari integritas sistem yang jelek, kesalahan pengawasan regulasi secara menyeluruh, hingga kontrol yang terpusat pada sekelompok individu yang tidak berpengalaman, tidak ahli dan kemungkinan telah rusak integritasnya, kejadian ini benar-benar gak ada yang ngalahin,” jelas John J. Ray III.

John juga menambahkan, kebangkrutan FTX tersebut menjadikan kasus ini sebagai kasus kegagalan perusahaan terburuk yang pernah ia lihat dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun karirnya sebagai profesional kebangkrutan veteran. 

Baca Juga: Kabar Terbaru Kasus FTX: Binance Dipanggil DPR AS dan Selebritas Pendukung FTX Dituntut

Nabiila Putri Caesari

Seorang perempuan yang gemar menulis sekaligus bercerita. Memiliki ketertarikan terhadap dunia ekonomi, travel, dan fotografi. Selalu antusias dan senang belajar dengan hal baru.

Seorang perempuan yang gemar menulis sekaligus bercerita. Memiliki ketertarikan terhadap dunia ekonomi, travel, dan fotografi. Selalu antusias dan senang belajar dengan hal baru.