Perusahaan Mining Kripto Core Scientific Ajukan Bangkrut Bab 11
21st December, 2022
Perusahaan mining kripto terbesar di AS, Core Scientific (CORZ) mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Rabu (21/12) di Texas.
Sebelumnya pada Oktober lalu, perusahaan mining ini dikabarkan akan gulung tikar karena banyaknya tekanan yang dihadapi industri penambangan (mining) kripto dan membuat sahamnya anjlok sekitar 80% di Nasdaq pada saat itu.
Kemudian, pada bulan November lalu, Core Scientific juga mengatakan bahwa perusahaan mungkin kehabisan uang pada akhir tahun.
Memang kondisi bear market menghantui banyaknya perusahaan mining yang mengalami kesulitan keuangan. Sehingga salah satu diantara banyaknya perusahaan mining, akhirnya Core Scientific menjadi korban dalam pengajuan perlindungan kebangkrutan Bab 11.
Gejolak Bagi Perusahaan Mining
Core Scientific menjadi salah satu dari beberapa penambang yang berjuang untuk tetap bertahan karena kenaikan harga energi meningkatkan biaya, sementara harga bitcoin yang sangat rendah memangkas pendapatan.
Banyaknya penyebab dari kebangkrutan tersebut, seperti anjloknya harga kripto, kesulitan keuangan selama bear market, dan kenaikan harga energi. Sehingga sahamnya telah jatuh sebanyak 98% dalam setahun terakhir, berkutip dari CNBC.
Perusahaan sudah mengalami tekanan, karena melihat penurunan harga Bitcoin yang tertinggi sepanjang masa di level $69.000 pada November 2021, yang saat ini nilainya hanya sekitar $16.000.
Baca Juga: 8 Prediksi Kripto dan Harga Bitcoin 2023 dari Para Analis!
Kemudian, banyaknya pesaing di antara para penambang, dan khususnya prosesnya yang membutuhkan peralatan yang mahal, beberapa pengetahuan teknis, dan membutuhkan banyak tenaga listrik untuk memvalidasi setiap transaksinya.
Meskipun sempat mendapatkan bantuan dari bank investasi, B Riley dengan suntikan dana sebesar US$72 juta (Rp1,1 triliun) agar terhindar dari kebangkrutan pada 15 Desember lalu. Namun tampaknya dana tersebut tidak terlalu membantu untuk mengatasi krisis keuangannya.
Untungnya Core Scientific masih menghasilkan arus kas positif, tetapi penghasilannya itu tampaknya tidak mencukupi untuk menutupi pembiayaan atas peralatan mining yang disewanya, menurut seseorang yang mengetahui situasi perusahaan.
Core Scientific bukan menjadi salah satu yang mengajukan kebangkrutan, Compute North, sebagai perusahaan yang menyediakan layanan hosting dan infrastruktur untuk penambangan kripto juga mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada bulan September lalu.
Sementara, perusahaan mining, Greenidge Generation juga dilaporkan mengalami kerugian bersih kuartal kedua lebih dari US$100 juta (Rp1,5 triliun) pada bulan Agustus lalu.
Baca Juga: 5 Perusahaan Kripto yang Bangkrut di 2022