PEPENODE Kumpul Dana Rp33 Miliar untuk Kembangkan Tren Virtual Mining Kripto

Dilla Fauziyah

10th November, 2025

Proyek meme coin baru PEPENODE menarik perhatian komunitas kripto setelah berhasil mengumpulkan dana sekitar US$2 juta atau setara Rp33 miliar melalui tahap presale. Pencapaian ini menunjukkan minat awal yang cukup kuat terhadap konsep virtual mining yang ditawarkan, meski pasar kripto global tengah mengalami fase koreksi signifikan.

PEPENODE memperkenalkan model mining sepenuhnya virtual tanpa memerlukan perangkat keras atau konsumsi energi besar seperti ASIC maupun GPU. Melalui pendekatan ini, pengguna dapat membangun rig digital, mengelola server virtual, serta melakukan upgrade untuk meningkatkan kapasitas mining secara strategis.

Model ini dianggap sebagai bentuk dekonstruksi dari sistem mining konvensional yang kini semakin tidak efisien akibat tingginya biaya infrastruktur dan dominasi pemain besar. Dengan sistem virtual, partisipasi menjadi lebih terbuka dan inklusif bagi pengguna ritel.

Baca juga: PEPENODE Kenalkan Konsep Mine-to-Earn Virtual Tanpa Perangkat Mining

Alternatif Inovatif untuk Partisipasi Mining

Data terbaru menunjukkan hashrate global Bitcoin telah mencapai 993,81 EH/s, tingkat yang membutuhkan investasi besar agar dapat bersaing secara profitable.

PEPENODE mencoba menawarkan solusi melalui simulasi interaktif mining, di mana pengguna dapat mengalami seluruh proses mulai dari membangun rig digital hingga mengoptimalkan hasil melalui peningkatan bertahap.

Melalui sistem ini, aktivitas mining menjadi lebih interaktif dan menyerupai mekanisme game strategy, di mana setiap keputusan pengguna berpengaruh terhadap potensi reward yang diperoleh.

Baca juga: Numine Gelar Tantangan Eksklusif GhostM di Indonesia Berhadiah Total Rp83,5 Juta

Mekanisme Reward dan Tokenomics

Token utama platform, $PEPENODE, dibangun di atas jaringan Ethereum dengan standar ERC-20 dan telah diaudit oleh Coinsult untuk memastikan keamanan dan transparansi. Proyek ini juga menekankan efisiensi energi dengan penggunaan daya yang hanya sekitar 0,05% dibandingkan mining konvensional.

Setiap kali pengguna melakukan upgrade fasilitas, 70% token yang digunakan akan dibakar secara permanen, menciptakan mekanisme deflasioner yang berpotensi menjaga keseimbangan suplai dan permintaan dalam jangka panjang.

Selain itu, peserta tahap awal dapat mengikuti program staking dengan potensi imbal hasil tinggi, sekaligus memperoleh pengalaman langsung dalam memahami sistem yield di ranah DeFi.

Dalam roadmap-nya, PEPENODE menargetkan sejumlah tahapan penting mulai dari peluncuran token, aktivasi penuh sistem virtual mining, hingga ekspansi ke jaringan multi-chain seperti Solana dan BNB Chain.

Tim pengembang juga menyiapkan pembentukan tata kelola DAO, yang memungkinkan pemegang token untuk turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan strategis. Pendekatan ini diharapkan memperkuat transparansi dan keberlanjutan ekosistem di masa depan.

Antarmuka yang intuitif dan sistem panduan terintegrasi membuat PEPENODE tampil sebagai proyek yang berorientasi edukatif, membantu pengguna memahami konsep mining dan ekonomi token secara praktis.

PEPENODE menjadi salah satu proyek yang mencoba menghadirkan inovasi di ranah virtual mining dengan pendekatan ramah energi dan partisipatif.

Dengan kombinasi model deflasioner, staking reward, serta visi ekspansi multi-chain, proyek ini berpotensi membuka babak baru dalam cara komunitas berinteraksi dengan konsep penambangan kripto yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Perlu dicatat, artikel ini disusun untuk tujuan informasi. Bukan merupakan ajakan atau rekomendasi investasi. Selalu lakukan riset (DYOR) ebelum mengambil keputusan terkait aset kripto apa pun.

Kenali lebih jauh tentang PEPENODE.

Baca juga: 5 Keunggulan Meme Coin Maxi Doge

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.