Pemulihan Pasar Kripto Bisa Tertunda hingga April Jika Hal Ini Terjadi!
5th February, 2025
Analis memperkirakan bahwa pasar kripto akan mengalami pemulihan penuh pada April 2025, setelah kebijakan tarif impor yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memicu gelombang likuidasi besar-besaran di pasar kripto dan meningkatkan kekhawatiran akan potensi perang dagang global.
Dalam sebuah postingan di X pada Selasa (4/2/2025), analis kripto Matthew Hyland menyoroti bahwa pasar kripto, khususnya altcoin, kemungkinan besar tidak akan kembali ke level tertinggi yang tercapai pada Desember 2024 dalam waktu dekat, jika pola pasar kripto semakin menunjukkan pergerakan harga serupa yang terjadi pada bear market tahun 2020 dan 2022.
Oleh karena itu, ia mengimbau investor untuk menyesuaikan ekspektasi mereka dan bersiap menghadapi proses pemulihan yang tidak instan.
Baca juga: Perang Dagang AS-Tiongkok Bisa Seret Bitcoin di Bawah US$90.000
Merujuk Bear Market Sebelumnya
Hyland mendasarkan prediksinya pada peristiwa yang terjadi pada Senin (3/2/2025), yang ia sebut sebagai “peristiwa likuidasi terbesar dalam sejarah kripto.” Pada saat itu, sekitar US$2,3 miliar atau Rp35 triliun aset kripto terlikuidasi dari pasar hanya dalam kurun waktu 24 jam.
“Mengingat ini adalah peristiwa likuidasi terbesar dalam sejarah kripto, kemungkinan besar ini menandakan bahwa titik terendah (bottom) telah tercapai. Namun, jika melihat pola dari peristiwa serupa pada tahun 2020 dan 2022, dibutuhkan lebih dari dua bulan untuk pemulihan penuh,” jelas Hyland.
Sebagai perbandingan, ketika terjadi pandemi COVID-19 pada Maret 2020, harga Bitcoin jatuh hingga 47% dalam sehari, turun dari US$9.000 ke US$5.017. Namun dalam lima bulan berikutnya, harga Bitcoin berhasil pulih dan kembali diperdagangkan di atas US$11.000 pada Agustus 2020.
Kondisi serupa juga terjadi bear market pada 2022, ketika ekosistem Terraform Labs runtuh pada Mei, yang disusul kebangkrutan exchange FTX pada November di tahun yang sama. Kala itu, Bitcoin mengalami penurunan hingga 22% dan diperdagangkan di kisaran US$15.000. Peristiwa ini menyebabkan kepanikan di pasar, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk akhirnya kembali stabil.
Baca juga: Volatilitas Bitcoin Naik ke Level Tertinggi Sejak Keruntuhan FTX
Volatilitas Bitcoin di Tengah Ketidakpastian Pasar Global
Bitcoin memulai awal pekan dengan penurunan besar-besaran dari level US$99.000 menjadi US$92.800, melewati level kritis di atas US$100.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Januari.
Meski sempat mengalami pemulihan di atas US$101.000, aset kripto terbesar di dunia ini kembali mengalami koreksi dan bertahan di kisaran US$97.800 hingga artikel ini ditulis (5/2/2025).

Pasar derivatif kripto menjadi sektor yang paling terdampak, dengan likuidasi besar-besaran yang melanda para trader. Berdasarkan data dari CoinGlass, Pendiri sekaligus CEO exchange Bybit, Ben Zhou, bahkan memperkirakan bahwa total nilai likuidasi sebenarnya jauh lebih besar dari angka US$2 miliar yang tercatat secara on-chain.
“Menurut perkiraan saya, totalnya seharusnya berkisar antara US$8 miliar hingga US$10 miliar,” ungkapnya dalam postingan di X.
Gelombang likuidasi besar ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perang dagang global. Kebijakan Trump yang menetapkan tarif barang impor sebesar 25% terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok memicu gejolak di pasar.
Meskipun akhirnya Trump menunda tarif untuk Kanada dan Meksiko setelah negosiasi lebih lanjut, kebijakan ini sudah telanjur mengguncang kepercayaan investor dan mempercepat aksi jual di pasar kripto.
Baca juga: Bybit: Likuidasi Kripto Diperkirakan Capai US$10 Miliar