Survei Ungkap Kripto Jadi Alat Bayar Favorit Gen Z untuk Hiburan dan Kebutuhan Harian
21st July, 2025
Data terbaru menunjukkan bahwa aset digital kini semakin banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun pembelian bernilai tinggi oleh berbagai kelompok usia. Gen Z tercatat paling aktif menggunakan kripto untuk transaksi harian, sementara Gen X mendominasi pengeluaran bernilai besar seperti pembelian properti dan produk digital premium.
Survei daring yang dilakukan oleh Bitget Wallet pada 7–11 Februari 2025 terhadap 4.599 pengguna global mengungkap adanya pergeseran signifikan dalam pola penggunaan aset kripto. Responden berasal dari tiga kelompok usia utama, yakni Gen Z (18–29 tahun), Milenial (30–44 tahun), dan Gen X (45 tahun ke atas).
Hasilnya menunjukkan bahwa 39% Gen Z menggunakan kripto untuk bermain gim, sementara 36% memanfaatkannya untuk belanja harian dan pemesanan perjalanan. Di sisi lain, Gen X mencatatkan angka tertinggi untuk pengeluaran bernilai besar, di mana 40% dari mereka menggunakan kripto untuk keperluan perjalanan, pembelian produk digital, hingga investasi properti.
Baca juga: Investasi Kripto di Indonesia Didominasi Milenial dan Gen Z
Kripto Kini Jadi Sarana Aspirasi
Tiga kategori penggunaan kripto yang paling populer dalam survei ini adalah gaming, belanja harian, dan pemesanan perjalanan. Namun, temuan menarik lainnya menunjukkan bahwa kripto juga mulai dipandang sebagai alat untuk memenuhi tujuan yang lebih aspiratif.
Sebanyak 32% responden menyatakan tertarik menggunakan kripto untuk memberikan hadiah atau membeli produk digital seperti smartphone dan laptop. Sementara itu, 30% responden lainnya menyatakan ingin menggunakan kripto untuk membayar biaya pendidikan.
Yang tak kalah menarik, survei ini juga menemukan bahwa kripto lebih banyak digunakan untuk transaksi langsung, seperti belanja di restoran atau toko fisik, dibandingkan belanja daring. Sebanyak 35% responden lebih nyaman menggunakan kripto untuk pembayaran offline, sementara hanya 31% yang memilih transaksi online.
Temuan ini menjadi indikasi penting bahwa kepercayaan terhadap stablecoin, QR code, dan wallet digital semakin tumbuh, serta mulai dianggap sebagai alternatif nyata dari sistem pembayaran berbasis fiat.
Baca juga: Survei Sebut 27% Warga Korea Selatan Usia Produktif Berinvestasi Aset Kripto
Perilaku Pengguna Kripto Berbeda di Tiap Generasi
Sementara itu, preferensi penggunaan kripto sangat dipengaruhi oleh nilai dan tujuan tiap generasi. Gen Z, misalnya, melihat kripto sebagai bagian dari gaya hidup sosial dan hiburan.
Sebanyak 39% dari mereka menggunakan kripto untuk bermain gim, 35% tertarik memanfaatkannya untuk memberikan hadiah, dan 29% untuk langganan layanan hiburan seperti musik dan streaming. Generasi ini sangat responsif terhadap antarmuka yang cepat, pengalaman pengguna yang mulus, dan fitur peer-to-peer yang bersifat sosial serta gamifikasi.
Penggunaan kripto di kalangan Milenial menunjukkan bahwa aset digital kini telah berkembang menjadi alat serbaguna yang praktis, efisien, sekaligus aspiratif. Tercatat 36% Milenial menggunakan kripto untuk pemesanan perjalanan, sementara 35% menggunakannya untuk bermain gim dan membeli produk digital.
Sementara itu, Gen X hadir sebagai pengguna yang paling hati-hati sekaligus strategis. Sebanyak 40% dari mereka menggunakannya untuk pemesanan perjalanan, 36% untuk pembelian produk digital dan belanja daring, serta 30% untuk pembayaran tagihan dan investasi properti.
Baca juga: Survei Sebut 94% Warga Singapura Mulai Melek Kripto
Pola Penggunaan Kripto di Tiap Wilayah
Selain perbedaan antargenerasi, perilaku penggunaan kripto juga sangat ditentukan oleh budaya dan infrastruktur teknologi di masing-masing wilayah. Asia Timur tercatat sebagai wilayah dengan tingkat penggunaan tertinggi untuk kebutuhan harian dan pembelian produk digital, masing-masing sebesar 41%.
Asia Tenggara memperlihatkan dinamika yang sedikit berbeda. Wilayah ini didominasi oleh penggunaan kripto untuk gaming (41%) dan pemberian hadiah (36%), yang sangat dipengaruhi oleh budaya mobile-first dan tren play-to-earn, terutama di negara-negara seperti Filipina dan Vietnam.
Di Afrika, kripto paling banyak dimanfaatkan untuk membayar biaya pendidikan (38%). Temuan ini menggarisbawahi pentingnya kripto sebagai alat inklusi keuangan yang mampu menembus batas geografis dan membuka akses belajar bagi masyarakat.
Sebaliknya, pengguna di Amerika Latin cenderung menggunakan kripto untuk membeli produk digital (38%) dan belanja daring (35%). Dengan tingkat inflasi yang tinggi dan sistem pembayaran yang tidak stabil, kripto menjadi solusi praktis dan stabil di wilayah ini.
Timur Tengah memperlihatkan pola konsumsi kripto yang lebih berorientasi pada gaya hidup. Di Uni Emirat Arab, misalnya, kripto digunakan untuk berbagai keperluan seperti bermain gim (41%), membeli barang mewah (31%), hingga kendaraan (29%). Sementara di Eropa, baik bagian Timur maupun Barat, pemesanan perjalanan menjadi kategori terpopuler, dengan angka 37%.
Wilayah Eropa Timur juga mencatatkan penggunaan signifikan untuk pembayaran properti (29%), menunjukkan bahwa kripto telah menjadi instrumen untuk diversifikasi aset dan mobilitas finansial.
untuk kebutuhan harian dan hiburan, dengan masing-masing mencatatkan angka 33%. Sedangkan Asia Selatan menunjukkan kombinasi unik antara aspirasi dan kebutuhan dasar. Di wilayah ini, penggunaan kripto untuk gaming (37%), hadiah (33%), dan biaya pendidikan (31%) menunjukkan bahwa aset digital sudah menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat.
Baca juga: Indonesia Peringkat Ketiga Adopsi Kripto Global pada 2024