JPMorgan Sebut Bitcoin Bisa Turun ke US$42 Ribu Setelah Halving

Ary Palguna

1st March, 2024

Dalam laporan riset keluaran 28 Februari 2024, JPMorgan menyebutkan bahwa halving Bitcoin dapat berdampak pada harga yang lebih rendah untuk Bitcoin.


Halving Bitcoin yang diperkirakan pada bulan April 2024, akan memiliki dampak negatif terhadap keuntungan para miner mengingat adanya pengurangan reward dan biaya produksi yang lebih tinggi.

JPMorgan menyebutkan bahwa biaya produksi Bitcoin secara historis telah berperan sebagai batas bawah bagi harga BTC, dan bank tersebut mengatakan bahwa harga BTC bisa turun menjadi US$42.000 setelah halving.

Biaya produksi Bitcoin yang diestimasi dalam laporan riset tersebut sekitar US$26.500, yang secara mekanis akan berlipat ganda menjadi US$53.000 setelah halving.

Baca juga: Analis JPMorgan Sebut Peluang ETF Ethereum Spot Hanya 50%

“Jaringan Bitcoin juga bisa mengalami penurunan sebesar 20% dalam hashrate-nya setelah halving, yang akan mengurangi biaya produksi estimasi BTC di harga US$42.000,” kata laporan tersebut.

“Estimasi US$42.000 ini adalah level harga yang kami bayangkan untuk Bitcoin setelah euforia yang disebabkan oleh halving Bitcoin mereda setelah April,” tulis analis yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou.

“Penambang Bitcoin dengan biaya listrik di bawah rata-rata dan rig yang lebih efisien kemungkinan besar akan bertahan sementara mereka dengan biaya produksi tinggi akan kesulitan.” tambah Panigirtzoglou.

Gambar: Grafik harga BTC.

Per artikel ini ditulis (3/1/24), BTC diperdagangkan pada harga US$61.385. Jika analisa JPMorgan benar, maka BTC akan mengalami penurunan sekitar -30% dari harga saat ini.

Baca juga: JPMorgan Sebut Ritel Impulsif Dukung Reli Kripto Februari

Ary Palguna

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.