ZachXBT Bongkar Identitas Whale 50X Misterius di Hyperliquid!

Dilla Fauziyah

21st March, 2025

Penyelidik on-chain ZachXBT mengklaim telah berhasil mengidentifikasi sosok di balik akun whale misterius yang meraup keuntungan lebih dari US$20 juta atau setara Rp330 miliar dari aktivitas trading leverage ekstrem di platform exchange terdesentralisasi (DEX) perpetual seperti Hyperliquid dan GMX.

Dalam postingan di X pada Kamis (20/3/2025), ZachXBT mengungkap bahwa whale misterius itu merupakan peretas asal Inggris bernama William Parker, sebelumnya dikenal sebagai Alistair Packover. Ia disebut-sebut pernah ditangkap pada 2023 lalu atas dugaan pencurian dua kasino senilai US$1 juta atau setara Rp16 miliar.

Rekam jejak Parker ternyata tak berhenti di situ. ZachXBT menambahkan bahwa nama Parker juga sempat menjadi sorotan satu dekade lalu karena terlibat dalam dugaan kasus peretasan dan perjudian ilegal.

“Sudah sangat jelas bahwa WP/AP tidak belajar dari kesalahannya di masa lalu, bahkan setelah menjalani hukuman atas kasus penipuan. Ia tampaknya masih terus berjudi,” tulis ZachXBT.

Identifikasi ini dilakukan berdasarkan nomor telepon yang diberikan oleh seseorang yang mengaku pernah menerima pembayaran dari alamat milik si whale. ZachXBT juga menyebut bahwa wallet publik yang terasosiasi dengan sang trader sempat menerima dana dari beberapa skema phishing on-chain di masa lalu.

Baca juga: Whale Hyperliquid Tutup Posisi Short Bitcoin, Catat Profit Rp156 Miliar

Untung Besar dari Perdagangan Berisiko Tinggi

Whale ini pertama kali menarik perhatian publik setelah berhasil mengantongi sekitar US$20 juta dari serangkaian trading leverage ekstrem, bahkan hingga 50x, di platform DEX seperti Hyperliquid dan GMX.

Salah satu aksi paling kontroversial terjadi pada 12 Maret 2025. Ia sengaja melikuidasi posisi long Ether senilai sekitar US$200 juta, yang menyebabkan kolam likuiditas Hyperliquid menderita kerugian hingga US$4 juta. Di sisi lain, sang whale justru memperoleh keuntungan sekitar US$1,8 juta dari manuver tersebut.

Pihak Hyperliquid menegaskan bahwa aksi ini bukanlah eksploitasi sistem, melainkan konsekuensi logis dari mekanisme platform saat berada di bawah tekanan ekstrem. Sebagai respons, Hyperliquid kemudian memperbarui aturan jaminan bagi trader yang memiliki posisi terbuka guna mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.

Baca juga: Hyperliquid Perketat Margin Usai Terpukul Likuidasi Rp65 Miliar

Dua hari setelahnya, tepatnya pada 14 Maret 2025, whale tersebut kembali membuka posisi long multimiliar, kali ini pada aset Chainlink.

Sebagai catatan, perpetual futures, atau yang biasa disebut perps, merupakan kontrak berjangka tanpa tanggal kedaluwarsa yang memungkinkan trader untuk membuka posisi dengan leverage. Trader di platform seperti Hyperliquid biasanya harus deposit margin dalam bentuk USDC sebagai jaminan atas posisi terbuka mereka.

Baca juga: HYPE Turun 8% Usai Likuidasi Whale Picu Kerugian Rp65 Miliar di Hyperliquid

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.