Harga Bitcoin Turun di Bawah US$60.000, Likuidasi Futures Capai Rp3 Triliun

Ary Palguna

11th October, 2024

Bitcoin, mata uang kripto terkemuka, kembali mengalami penurunan harga yang signifikan hingga di bawah US$60.000. Penurunan harga ini berdampak besar pada pasar futures, dengan likuidasi besar-besaran yang terjadi di berbagai posisi LONG.

Harga Bitcoin Turun, Likuidasi Capai Rp 3 Triliun

Harga Bitcoin turun di bawah US$60.000, bahkan sempat menyentuh angka terendah di US$58.900 pada 01.00 WIB (11/10/24). Sebelumnya, Bitcoin sempat menunjukkan tanda-tanda akan kembali naik menuju US$64.000 setelah bertahan di atas US$60.000 selama tiga minggu terakhir.

Penurunan harga ini tidak hanya mempengaruhi Bitcoin, tetapi juga menimbulkan efek domino bagi seluruh pasar kripto. Para trader yang telah memasang posisi futures di berbagai mata uang kripto mengalami likuidasi senilai sekitar US$195 juta (Rp3 triliun) dalam 24 jam terakhir, menurut data dari CoinGlass.

bitcoin likuidasi
Gambar: Peta likuidasi posisi futures dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinGlass.

Dari jumlah tersebut, 74,3% posisi futures yang terlikuidasi adalah posisi LONG (US$145 juta), dan 25,7% sisanya adalah posisi SHORT (US$50 juta). Perbandingan yang timpang ini menunjukkan bahwa mayoritas trader berharap pasar kripto akan rebound dan level harga US$60.000 dapat menahan harga Bitcoin. Namun kenyataannya, justru level harga ini jatuh.

Posisi futures BTC menyumbang nilai likuidasi terbesar, yakni US$67 juta, diikuti oleh ETH dengan nilai likuidasi sebesar US$40 juta, dan SOL dengan nilai likuidasi sebesar US$8,4 juta.

Baca juga: Analis: Narasi Uptober Bitcoin Diperkuat Data Inflasi AS yang Positif

Kemungkinan Penyebab Penurunan Pasar Kripto

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Iran, Lebanon, dan Israel, menjadi salah satu faktor utama yang memicu pergeseran investor dari aset berisiko tinggi seperti Bitcoin ke aset safe-haven tradisional seperti emas. Menurut para analis, meskipun Bitcoin dan aset kripto lainnya semakin diterima oleh masyarakat luas, mereka masih dipandang sebagai aset dengan status risk-on oleh investor.

Di sisi lain, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terus meningkatkan tindakan tegasnya terhadap perusahaan-perusahaan kripto dengan menggugat firma perdagangan Cumberland. Kombinasi dari ketegangan geopolitik, kondisi ekonomi yang kurang baik, dan tindakan keras regulator ini berdampak negatif pada harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Sejak awal Oktober 2024, harga Bitcoin telah turun sebesar -5,6%, sementara aset kripto besar lainnya seperti Ethereum dan Solana juga mengalami penurunan harga -3,8% dan -10,3% dalam rentang waktu yang sama.

Baca juga: Pasar Kripto Lesu, Harga Bitcoin Turun ke US$56.000

Ary Palguna

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.