Harga Bitcoin Alami Volatilitas Tinggi, Rp12 Triliun Terlikuidasi

Ary Palguna

29th February, 2024

Bitcoin berhasil menyentuh harga US$64.000, namun terdapat penurunan harga signifikan secara tiba-tiba ke US$57.300. Hal ini menyebabkan likuidasi yang brutal di pasar futures.


Berdasarkan data Coinglass, terdapat sebesar US$776 juta atau sekitar Rp12 triliun posisi terlikuidasi pada pasar futures kripto dalam 24 jam terakhir. Menariknya, kedua jenis posisi yakni LONG dan SHORT memiliki porsi yang hampir sama dalam menyumbang jumlah likuidasi.

Gambar: Peta likuidasi pasar futures kripto. Sumber: Coinglass

Posisi SHORT menyumbang 55,46% (US$431 juta) dari total likuidasi, sementara posisi LONG menyumbang 44,54% (US$345 juta). Likuidasi yang hampir seimbang di kedua jenis posisi menunjukkan bahwa pergerakan harga terdapat wick (candlestick dengan garis panjang) akibat volatilitas harga yang ekstrim.

Pasang perdagangan BTC memakan korban terbesar dengan likuidasi sebesar US$297,63 juta. ETH berada di tempat kedua dengan likuidasi sebesar US$126,52 juta.

Koreksinya harga Bitcoin setelah menyentuh harga US$64.000 secara kebetulan berbarengan dengan munculnya keluhan para pengguna Coinbase. Beberapa pengguna melaporkan bahwa mereka tidak dapat melihat saldo aset pada aplikasi.

Pihak Coinbase menyatakan telah bekerja untuk menyelesaikan isu ini dan aplikasi Coinbase telah berjalan normal kembali.

Kejadian ini mungkin bisa diatribusikan pada koreksi harga Bitcoin yang terjadi. Harga Bitcoin sempat koreksi dari US$64.000 menjadi US$57.300, turun -10,5% kurang dari satu jam. Per artikel ini ditulis (29/2/24), BTC kembali diperdagangkan US$63.000.

Baca juga: Imbas Harga Bitcoin Reli, Rp6 Triliun Posisi Futures Kripto Terlikuidasi

Ary Palguna

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.