Ini Masalah Psikologi yang Masih Jadi Hambatan Adopsi Kripto
24th August, 2022
Ketika membicarakan soal apa yang membuat adopsi crypto masih terhambat, fokusnya sering kali tertuju pada keterbatasan kegunaannya saat ini.
Selain itu tidak banyak lingkungan ritel tradisional yang menerima cryptocurrency sebagai pembayaran, waktu transaksi yang masih lambat di beberapa platform crypto, dan antar muka pengguna yang masih tidak ramah pengguna, namun orang seringkali lupa jika ada faktor psikologis yang membuat adopsi crypto tidak bisa berlangsung dengan cepat.

“ Saya bisa bilang masalah psikologi terbesar adalah ketidaktahuan, harus diakui crypto adalah konsep yang cukup sulit, sederhananya bisa dijelaskan sebagai uang ajaib internet, sedangkan untuk blockchain masih sulit dipahami, jadi masih perlu edukasi dan ini akan butuh waktu untuk bisa jadi adopsi yang masif, “ jelas Mega Septiandra, Research Analyst di Nansen saat menghadiri acara Crypto Speak up Monday, acara pengantar untuk Coinfest Asia pada 22/08/2022 di Tropical Nomads Canggu.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit, divisi penelitian dan analisis dari Economist Group yang disebut “ “Digimentality 2021” kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang crypto adalah hambatan terbesar untuk adopsi yang lebih luas.
Studi ini menggunakan platform pembayaran dan cryptocurrency Crypto.com dan berisi survei konsumen terhadap 3.053 orang yang dilakukan dari Februari hingga Maret 2021.
Menurut hasil survei, 51% responden mengatakan kurangnya pengetahuan adalah hambatan utama untuk adopsi mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ether (ETH), sementara 34% peserta survei menyebutkan masalah keamanan sebagai kendala utama, dan 29 % menunjukkan kesulitan dalam mengetahui di mana harus membeli kripto.
Dalam hal penerimaan kripto oleh investor institusi dan perbendaharaan perusahaan, 47% responden mengatakan bahwa kepercayaan pasar secara keseluruhan atau pemahaman mata uang digital adalah hambatan adopsi terbesar.
Sekitar 32% pengambil survei menyebutkan peraturan cryptocurrency sebagai hambatan utama untuk penerimaan institusional yang lebih luas, sementara 43% dan 36% mengatakan struktur pasar keuangan dan volatilitas aset adalah hambatan utama.
Penggiat Crypto Terus Berusaha Edukasi
Masalah ketidaktahuan dan minimnya edukasi ini terus coba diatasi oleh para penggiat crypto dengan memberikan pemahaman yang lebih mudah dan memberikan edukasi yang menarik serta tidak membosankan, salah satunya melalui berbagai bentuk konten yang tersebar di berbagai platform digital.
Dengan mengatasi dua masalah itu, adopsi kripto bisa menjadi lebih terarah dan menjangkau berbagai lapisan masyarakat, yang pada akhirnya mampu mendorong penggunaan crypto yang berdampak pada kehidupan.
Untuk membantu edukasi crypto, Coinvestasi pun mengadakan Coinfest Asia, acara festival kripto terbesar yang akan memberikan edukasi dan relasi kepada para penggemar crypto.
Acara ini akan berlangsung selama dua hari 25-26 Agustus 2022 di Cafe Delmar Bali. Nantikan liputan khusus Coinfest Asia hanya di Coinvestasi.com.
Baca juga: Festival Crypto Pertama dan Terbesar di Asia Akan Hadir di Indonesia