Genesis Masih Krisis, Miliki Hutang Hingga 27,6 Triliun Rupiah!
5th December, 2022
Perusahaan simpan pinjam kripto, Genesis diduga berhutang kepada bursa exchange Gemini sebesar $900 juta (Rp13,8 triliun), dana terbut sebagian besar merupakan milik pengguna program Gemini Earn, menurut laporan dari Financial Times.
Gemini telah menggunakan Genesis sebagai mitra pemberi pinjaman utama untuk layanan pendapatan hasil tinggi, yang memungkinkan pelanggan menyetor mata uang kripto mereka dengan imbalan bunga, mirip dengan rekening bank, menawarkan pengembalian antara 0,45% dan 8% tergantung pada token mana yang disetorkan.
Baca juga: Kebangkrutan Genesis Trading Bisa Picu Hancurnya Pasar Kripto?
Laporan Terbaru dari Genesis
Kemudian terdapat kelompok kreditur lainnya dengan total utang sekitar $900 juta, yang diwakili oleh firma hukum Proskauer Rose. Dengan ini maka total hutang Genesis yang telah diketahui publik bernilai $1,8 miliar setara dengan RP27 triliun.
Grup Proskauer mengambil penghitungan menjadi $1,8 miliar, dengan lebih banyak lagi yang akan datang dalam bentuk grup ad hoc ketiga yang diwakili oleh Kirkland & Ellis, firma hukum yang mewakili perusahaan crypto yang bangkrut Celcius dan Voyager Digital, kata sumber kedua.
Jumlah pinjaman kelompok ketiga ini tidak diketahui. Selain itu, grup pelanggan Gemini diwakili oleh firma hukum Latham & Watkins, kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Krisis keuangan yang terjadi di Genesis merupakan efek domino dari kebangkrutan FTX pada November lalu. Pada 16 November, Genesis sempat mengumumkan untuk menghentikan layanan penarikan pengguna sementara, karena Genesis memiliki eksposur ke FTX sekitar $175 juta.
Baca Juga: Ada Apa dengan FTX? Ini Kronologi dari Awal Hingga Akhir!
Meski demikian, pada 23 November, pihak Genesis telah berdiskusi dengan calon investor dan kreditor (Gemini dan DCG) untuk menyepakati solusi yang menopang bisnis secara keseluruhan, dalam likuiditas dan memenuhi kebutuhan para kliennya.
Bahkan Genesis telah menyewa bank investasi Moelis & Company untuk melakukan eksplorasi opsi termasuk potensi kebangkrutan, dalam laporan New York Times.
Baca Juga: CEO Gemini: Crypto Adalah Uang Masa Depan