Film ‘Crypto Man’ Siap Tayang Januari 2024, Angkat Skandal Terra-Luna

Dilla Fauziyah

9th December, 2024

Crypto Man, film asal Korea Selatan yang diadaptasi dari kejatuhan ekosistem Terraform Labs, dijadwalkan akan tayang perdana di bioskop pada 15 Januari 2025. Film ini menceritakan kisah mendalam tentang bangkit dan jatuhnya proyek Terra-Luna, yang menjadi salah satu bencana terbesar di industri kripto.

Mengutip Korea JoongAng Daily pada Senin (9/12), film ini menggambarkan perjalanan proyek stablecoin TerraUSD dan Luna, yang dikembangkan oleh Terraform Labs di Singapura pada 2018 oleh dua warga Korea Selatan, Do Kwon dan Daniel Shin. 

TerraUSD dan Luna khususnya dirancang menggunakan sistem algoritmik untuk menjaga nilai dolar melalui arbitrase antara dua token tersebut. Namun, sistem ini runtuh pada Mei 2022, menyebabkan kerugian global hingga US$44 miliar.

Film Crypto Man sendiri akan berpusat pada karakter Yang Do Hyun yang dibintangi mendiang Song Jae Rim. Dalam filmnya tersebut, Do Hyun digambarkan sebagai seorang pengusaha muda yang menciptakan mata uang virtual bernama “MOMMY.”

Karena diangkat dari kisah nyata yang melibatkan ribuan korban dan masih terhubung dengan kasus hukum yang belum selesai, Crypto Man menjalani proses peninjauan hukum dan konsultasi mendalam untuk memastikan penyajian yang akurat.

Poster film Crypto Man, dengan Song Jae Rim sebagai aktor utama. Sumber: AsianWiki

Film ini menjadi film terakhir dari Jae Rim, sebelum ditemukan meninggal dunia pada 12 November 2024 akibat bunuh diri. Selain Jae Rim, film ini juga dibintangi oleh aktor Korea Selatan seperti An Woo Yeon, Min Sung Wook, So Hee Jung, dan Cha Jung Won.

Adapun, film ini diproduksi oleh MooAm Productions dan disutradarai oleh Hyun Hae Ri, yang sebelumnya mendapatkan pengakuan internasional melalui karyanya di Festival Film Cannes Prancis.

Baca juga: Ada Apa dengan Terra Luna di 2022? Ini Penjelasannya

Dampak Keruntuhan Terra-Luna di Industri Kripto

Tragedi Terra-Luna pada 2022 tidak hanya menyebabkan kerugian finansial yang masif, tetapi juga mengguncang pasar kripto secara global. Meski berbasis di Singapura, proyek ini memiliki keterikatan kuat dengan Korea Selatan, negara asal pendirinya yakni Kwon. Diperkirakan sekitar 280.000 investor Korea Selatan kehilangan dana mereka akibat runtuhnya proyek ini. 

Menurut laporan Financial Intelligence Unit Korea Selatan (FIU), keruntuhan Terra-Luna berkontribusi pada penurunan kapitalisasi pasar aset digital domestik Korea Selatan sebesar 58% pada paruh pertama 2022 dibandingkan dengan paruh kedua 2021. Situasi ini memicu otoritas lokal untuk meningkatkan pengawasan terhadap exchange kripto di negara tersebut.

Keruntuhan ekosistem Terra juga memberikan efek domino yang merugikan pasar global, dengan beberapa institusi besar seperti Three Arrows Capital (3AC), Voyager, dan Celsius mengajukan kebangkrutan.

Lebih lanjut, insiden ini turut membuat harga Bitcoin anjlok, dari level $36,000 turun ke level US$28,000 pada 12 Mei 2022. Setelah itu harga Bitcoin terus berfluktuasi namun cenderung turun dan berada di level $15.000-$20.000 sepanjang tahun 2022.

Baca juga: Do Kwon Gagal Diekstradisi Lagi, Ini Penyebabnya!

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.