Eks Perdana Menteri Ethiopia Resmi Gabung Jadi Tim Penasihat Kula

Dilla Fauziyah

16th April, 2025

Proyek kripto Kula baru-ini baru mengumumkan bergabungnya Yang Mulia Tamrat Admassu, mantan Perdana Menteri Ethiopia, ke dalam tim penasihat senior mereka.

Menurut keterangan resmi yang dibagikan kepada Coinvestasi, langkah strategis ini diklaim menjadi tonggak penting perjalanan Kula untuk memperluas visinya, yakni menjadikan aset yang selama ini dianggap tidak layak investasi menjadi layak dan bernilai, melalui tata kelola desentralisasi dan teknologi blockchain.

Sebagai informasi, Tamrat Admassu dikenal sebagai sosok sentral dalam transisi politik Ethiopia di awal tahun 1990-an, dari rezim otoriter menuju demokrasi, dengan fokus utama pada reformasi institusi dan rekonsiliasi nasional. Kini, ia akan berperan dalam memperkuat kemitraan pemerintahan, memperluas jangkauan regional Kula di pasar negara berkembang, serta menjaga integritas sistem tata kelola yang inklusif.

“Saya menyaksikan sendiri bagaimana dampak buruk dari kegagalan tata kelola bisa merusak kepercayaan publik. Membangun kembali kepercayaan itu membutuhkan sistem yang benar-benar berpihak pada rakyat,” ujar Tamrat. “Visi Kula tentang distribusi kekuasaan ekonomi yang adil, dan kendali finansial oleh komunitas lokal sangat sejalan dengan nilai-nilai yang saya anut.”

Kula hadir sebagai pelopor pendekatan Web 2.5, yakni memadukan otomatisasi smart contract dengan akuntabilitas dunia nyata untuk mengelola proyek-proyek berbasis komoditas fisik. Melalui RegionalDAO, entitas desentralistik yang dijalankan oleh komunitas, Kula mengembangkan berbagai inisiatif mulai dari sektor pertanian hingga energi terbarukan.

Token $KULA menjadi tulang punggung sistem ini, memungkinkan partisipasi masyarakat secara langsung untuk mengusulkan, memilih, dan mengawasi alokasi dana dalam treasury. Fokusnya bukan pada spekulasi, melainkan pada partisipasi aktif dan berkelanjutan.

Beberapa proyek utama Kula yang telah berjalan mencakup:

  • Inisiatif kehutanan terpadu di Malaysia yang terhubung dengan pasar karbon offset.
  • Pembangkit listrik tenaga air skala kecil di Nepal, dikembangkan bersama mitra lokal.
  • Struktur RegionalDAO di Zambia untuk konsesi pertanian dan batu kapur, serta proyek-proyek potensial lainnya di Kenya, India, dan Indonesia yang kini dalam tahap awal pengembangan.

“Kami sedang membangun masa depan di mana komunitas tidak hanya menjadi penerima manfaat, tapi juga pengelola masa depan ekonominya sendiri,” ujar Chris Turner, salah satu pendiri Kula. “Dengan pengalaman beliau di bidang tata kelola dan reformasi, Yang Mulia Tamrat adalah mitra yang tepat untuk membawa kami melangkah lebih jauh dengan penuh integritas.”

Di tambah dengan peluncuran token $KULA pada 15 April 2025, Kula semakin siap merevolusi bagaimana blockchain dapat digunakan sebagai alat perubahan sistemik. Pendekatan ini menjadikan tata kelola sebagai inti dari ekosistem, dan bertujuan menciptakan dunia di mana kekuatan ekonomi terdistribusi secara adil, tanpa memandang geografi maupun status sosial.

Baca juga: Ikuti Tren RWA, Fidelity Ajukan Dana Tertokenisasi OnChain

Tentang Kula

Kula adalah perusahaan investasi berdampak yang berfokus pada aset dunia nyata dan dijalankan melalui sistem tata kelola berbasis blockchain. Misi Kula adalah membuka akses investasi terhadap aset yang selama ini terabaikan, dan memberikan kedaulatan finansial bagi komunitas lokal.

Kami percaya pada masa depan di mana kekuatan ekonomi tersebar secara merata, dan komunitas memiliki kendali penuh atas masa depan finansial mereka sendiri.

Kenali lebih jauh tentang Kula.

Baca juga: BUIDL BlackRock Perluas Ekspansi ke Solana


Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.