Crypto Wallet TON Terintegrasi dengan Telegram
14th September, 2023
Open Network Foundation (TON Foundation) bermitra dengan aplikasi perpesanan Telegram.
Melalui kemitraan ini Telegram akan menggunakan Open Network Foundation (TON Foundation) sebagai partner infrastruktur web3 mereka. Oleh karena itu, layanan kripto di Telegram ini diberi nama TON Space.
Dalam acara Token2049 di Singapura (14/09/2023) crypto wallet berbasis jaringan TON ditayangkan kepada 800 juta pengguna Telegram. Ditargetkan pada 2028, 30% dari seluruh pengguna Telegram akan masuk ke Open Network.
Baca Juga: Aplikasi Telegram Bisa Kirim USDT di Jaringan TRON!
Wallet Kripto Bisa Diakses di Telegram
Melalui integrasi ini juga, crypto wallet dapat diakses di pengaturan Telegram. Crypto wallet tersebut mengadopsi sistem self-custodial, artinya key privat tidak dikelola secara mandiri oleh pengguna.
“Bersama-sama kami mengubah Telegram menjadi Web3 dengan Toncoin, ini adalah terobosan bagi seluruh industri, terutama bagi kasus penggunaan kripto yang menemukan penggunanya, ” kata Steve Yun, Presiden TON.
Peluncuran global untuk fitur tersebut akan dilakukan pada November 2023, tidak termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara tertentu.
Melalui integrasi ini ekosistem TON berupaya menyediakan pengguna cara dan tampilan yang sederhana dan intuitif yang mirip dengan aplikasi sosial populer, seperti Telegram, untuk mencapai adopsi massal.
Telegram juga memberikan akses prioritas bagi TON dan mitranya ke Telegram Ads untuk beriklan dalam konteks kripto.
Harga TON Sempat Melonjak 7%
Integrasi dompet TON ke Telegram membantu harga Toncoin melonjak hampir 7% sejak pengumuman peluncuran.
Sempat Dicekal SEC
Pada awal tahun 2019, Telegram merencanakan untuk menggabungkan dompet kripto berbasis TON. Namun, aplikasi perpesanan ini terpaksa memutuskan hubungan dengan yayasan blockchain tersebut pada tahun 2020 setelah dihadapkan pada tuntutan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Baca Juga: Telegram akan Luncurkan DEX dan Non-Custodial Wallet
SEC mengajukan tuntutan terhadap Telegram terkait dengan initial coin offering (ICO) senilai US$1,7 miliar karena dianggap sebagai sekuritas tidak terdaftar.
Telegram akhirnya menyelesaikan masalah ini dengan SEC dengan membayar denda sebesar US$18,5 juta dan berkomitmen untuk mengembalikan dana yang tidak terpakai kepada para investor.