CEO Binance Bantah Sita Dana Pengguna di Palestina

Dilla Fauziyah

29th August, 2024

CEO Binance, Richard Teng, membantah tuduhan bahwa platform-nya telah menyita seluruh aset yang berkaitan dengan pengguna di Palestina.

Dalam sebuah postingan di X pada 28 Agustus, Teng menegaskan bahwa Binance hanya membekukan akun-akun yang terkait dengan dana ilegal, sesuai dengan kebijakan anti pencucian uang yang diakui secara internasional.

“Ini adalah FUD. Hanya sejumlah kecil akun pengguna yang terkait dengan dana ilegal yang diblokir dari bertransaksi. Beberapa pernyataan yang beredar tidak benar,” tulis Teng.

Teng juga menyatakan bahwa Binance berkomitmen untuk mematuhi peraturan anti pencucian uang yang berlaku secara internasional dan berjanji akan terus mengedukasi pengguna mengenai cara bertransaksi dengan aman dan terjamin di platform mereka.

Pernyataan ini muncul setelah Ray Youssef, Co-Founder Paxful dan CEO Noones, menuduh bahwa Binance telah menyita seluruh dana dari semua pengguna di Palestina atas permintaan Israel Defense Force (IDF).

Youssef membagikan beberapa bukti yang mendukung klaimnya, termasuk surat dari Menteri Pertahanan Israel bertanggal November 2023 yang menyatakan bahwa wallet kripto, termasuk yang terdaftar atas nama pengguna, digunakan untuk mentransfer dana untuk terorisme.

Youssef juga menunjukkan rekaman layar yang membuktikan bahwa pengguna Palestina yang mengajukan banding untuk mengembalikan aset mereka ditolak oleh Binance.

Baca juga: Binance Diduga Sita Dana Warga Palestina atas Desakan Israel

Reaksi Keras dari Komunitas Kripto

Klarifikasi yang diberikan oleh Teng justru memicu reaksi keras dari komunitas kripto. Postingan tersebut mendapat lebih dari seribu komentar, banyak di antaranya yang meragukan kebenaran pernyataan Teng.

Seorang pengguna menunjukkan bukti tangkapan layar yang mendukung klaim bahwa pembekuan dan penyitaan dana pengguna Palestina adalah perintah langsung dari IDF, yang juga sebelumnya telah diungkapkan oleh Youssef. 

Pengguna lain menyoroti ketidakadilan yang dirasakan, karena tindakan ini hanya diterapkan pada pengguna di Palestina, sementara akun pengguna Israel yang terkait dengan kegiatan ilegal tidak mengalami hal serupa.

Sebagai bentuk protes, beberapa pengguna memutuskan untuk memindahkan dana mereka dan memboikot Binance.

Merespons klarifikasi dari Teng, Youssef juga kembali mengungkap bukti bahwa Binance telah menyerahkan seluruh informasi know-your-customer (KYC) pengguna Palestina kepada IDF, disertai dengan tangkapan layar yang menampilkan nama-nama pengguna Palestina.

“Ini adalah pesan dari seorang warga Gaza tentang temannya yang terbunuh bernama Ahmad. IDF menargetkan rumahnya, ia memiliki saldo besar di Binance. Orang yang mengirim pesan ini ingin tetap anonim karena namanya juga ada di daftar tersebut,” tulis Youssef.

Pesan tersebut menyatakan bahwa korban tidak pernah terlibat dalam politik, dan Binance telah memberikan seluruh informasi kepada IDF, sehingga kini mereka mengetahui alamat dan segala detail tentang para pengguna.

“Mereka bilang kripto itu aman dan terdesentralisasi, tapi Binance merusaknya dan membagikan semua informasi kami. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya selanjutnya, tolong doakan saya. Nama saya juga ada di daftar itu,” ungkap pesan yang dibagikan kepada Youssef.

Baca juga: Tether Bekukan 32 Wallet Terkait Israel dan Ukraina Senilai Rp13,7 Miliar

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.