Bitcoin Diprediksi Tembus US$130.000 sebelum Aksi Take Profit Dimulai

Dilla Fauziyah

11th July, 2025

Harga Bitcoin (BTC) mencetak rekor tertinggi baru di atas US$116.700 pada Jumat (11/7/2025). Menurut para analis, kenaikan ini diperkirakan dipicu oleh meningkatnya aktivitas akumulasi dari kelompok alamat-akumulasi, yang dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan tren pembelian signifikan.

Berdasarkan data dari CryptoQuant, total kepemilikan BTC oleh alamat-akumulasi kini mencapai 248.000 BTC, angka tertinggi sepanjang 2025. Aktivitas akumulasi ini juga melonjak 71% dalam kurun waktu 30 hari terakhir, naik dari 148.000 BTC pada 22 Juni.

Permintaan sebesar ini terakhir kali tercatat pada 20 Desember 2024, ketika harga Bitcoin masih berada di kisaran US$97.000 dan akumulasi mencapai rekor sepanjang masa sebesar 278.000 BTC. Fakta bahwa tren akumulasi kembali menguat di tengah harga yang lebih tinggi menjadi sinyal kuat bahwa kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang Bitcoin masih terjaga.

Baca juga: Bitcoin Lampaui US$116.000 untuk Pertama Kali, Trader Short Kena Likuidasi Massal

Permintaan Investor Mulai Menggeser Tekanan Jual

Pemulihan permintaan Bitcoin juga terlihat dari momentum pasar yang kembali menguat setelah sempat menyentuh titik terendah di kuartal empat tahun lalu. Meskipun total permintaan bersih masih berada di wilayah negatif karena tekanan jual, laju pemulihannya terbilang cepat, menunjukkan bahwa kekuatan beli mulai mendominasi pergerakan harga.

Dinamika ini mengindikasikan adanya ketertarikan mendasar terhadap Bitcoin spot, di mana strategi akumulasi jangka panjang berhasil mengimbangi, bahkan mengungguli, aksi ambil untung jangka pendek.

Dalam postingan di X, analis Axel Adler Jr. memperkirakan fase price discovery Bitcoin masih jauh dari selesai. Ia menyoroti indikator Market Value to Realized Value (MVRV), yang secara historis menjadi sinyal awal distribusi ketika mencapai level 2,75. Saat ini, level tersebut berimpit dengan harga Bitcoin di sekitar US$130.900.

Dengan kata lain, meski potensi aksi ambil untung mungkin muncul di kisaran harga tersebut, masih ada ruang kenaikan sekitar 17% dari harga saat ini sebelum pasar memasuki fase koreksi besar.

Baca juga: 3 Faktor Pemicu Kenaikan Bitcoin ke US$116.000 Bulan Ini!

Kenaikan Realized Cap Tunjukkan Arus Masuk Modal Nyata

Selain indikator teknikal, metrik realized cap, yang mengukur nilai riil dari koin yang benar-benar berpindah tangan, juga menunjukkan lonjakan tajam. Tidak seperti kapitalisasi pasar biasa, realized cap hanya naik jika aset berpindah di harga yang lebih tinggi.

Data dari Glassnode mencatat lonjakan US$4,4 miliar pada realized cap setelah BTC melampaui US$112.000. Ini menandakan bahwa lonjakan harga bukan hanya efek spekulasi, melainkan didukung oleh aliran modal yang nyata dari investor.

Realized Cap Bitcoin. Sumber: Glassnode/X

Sementara itu, Co-Founder Milk Road, Kyle Reidhead, memproyeksikan harga Bitcoin berpotensi mencapai US$150.000, merujuk pada pola teknikal cup and handle yang terbentuk pada bulan lalu.

“Sampai jumpa di harga US$150.000,” tulisnya dalam postingan di X setelah Bitcoin menyentuh level US$112.000.

Di sisi lain, Head of Digital Asset Research di Standard Chartered, Geoffrey Kendrick, menyebut bahwa paruh kedua 2025 berpotensi menjadi periode terbaik dalam sejarah pergerakan Bitcoin. Ia memperkirakan BTC akan menembus US$135.000 pada akhir kuartal ketiga, dan berlanjut naik hingga US$200.000 di penghujung tahun.

Menurut Kendrick, lonjakan ini ditopang oleh minat besar dari investor institusional serta perusahaan yang menjadikan Bitcoin sebagai cadangan aset.

Baca juga: Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor US$135.000 di Paruh Kedua 2025, Ini Alasannya

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.