Bitcoin Anjlok Ke $18.000, Berikut Analisisnya!
26th September, 2022
Pasar kripto terpantau kembali melemah pada perdagangan Senin (26/09/2022). Bitcoin (BTC) kembali koreksi di $18.870,71 berdasarkan data Coinmarketcap.

Persiapan Untuk Harga Bitcoin
Penurunan ini terjadi karena kondisi ekonomi makro yang membawa pengaruh pada beberapa aset lainnya.

Meski demikian, seorang analis crypto Crypto Yoddha memprediksi di akun twitternya, penutupan harga mingguan BTC akan mengalami bearish.
Selain itu, sentimen lainnya datang dari CEO perusahaan trading Eight, Michael van de Poppe, menyatakan bahwa volatilitas akan terjadi karena pengaruh dari makro ekonomi.
Sebab pertumbuhan Bitcoin kemungkinan besar melemah pada 2022, karena pengaruh dari ekonomi yang memburuk, penurunan harga Bitcoin 60% year-to-date juga merupakan salah satu konsekuensi yang tidak menguntungkan dari kebijakan Federal Reserve hawkish untuk menurunkan inflasi ke 2% dari 8,5%.
Secara rinci, bank sentral AS telah menaikkan suku bunga acuan ke kisaran 2,25%-2,5% dengan empat kenaikan berturut-turut pada tahun 2022.
Karena itu permintaan uang tunai yang lebih luas telah membantu indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap kumpulan mata uang asing utama, naik ke 110,55 pada 6 September, level tertinggi sejak selama 20 tahun.
Akibatnya, uang tunai secara drastis mengungguli saham, Bitcoin, Ethereum, dan aset lainnya pada tahun 2022.

Analisis On Chain
Bitcoin menguji support sebanyak empat kali, harga terendah sekitar $17.600 pada 18 Juni 2022, kemudian kembali naik $20.000. Setelah itu, kembali menyusut pada harga $18.000 – $19.000 kemudian berhasil lagi ke puncak $20.000.

Dilihat dari grafik di atas, setiap Bitcoin menyentuh support maka dalam beberapa hari ke depan kemungkinan BTC mampu menembus di atas $20.000. Bahkan, saat ini BTC menyentuh area support menjadi kali ke-5.
Potensi Selling Pressure
Sementara, banyaknya BTC di exchange kemungkinan akan ada selling pressure karena user lebih mudah menjual Bitcoin yang ada di exchange daripada di wallet pribadi mereka.

Kemudian pada September 2022 tercatat sebesar 41931 BTC atau sekitar $792 juta (11,98 triliun) masuk ke exchange. Akan tetapi, mengalami penurunan sebesar 78,76% dari $22.787 ke $20.791 saat terjadi netflow terbesar di 13 September dengan nilai 33602 BTC.

Selanjutnya indikator Futures Long Liquidations Dominance menunjukkan peningkatan selling pressure yang tinggi, karena posisi indikator bergerak tinggi maka harga bergerak turun. Sebab user memasang posisi long banyak terlikuidasi.

Terlihat dalam 24 jam terakhir, terdapat $80,7 juta yang terlikuidasi dengan $59,5 juta nya adalah dari posisi long 73,78% dari total keseluruhan. Maka pergerakan harga BTC mengalami penurunan sehingga melikuidasi posisi long lebih besar.

Berdasarkan data on-chain di atas, terlihat bahwa selling pressure pada September 2022 cukup besar dengan 40 ribu lebih BTC masuk ke exchange. Selain itu, jumlah user yang terlikuidasi akibat posisi long lebih dominan, karena harga BTC yang menurun menguji kembali area support.
Baca juga: Goldman Sachs Sebut Bitcoin Bisa Jatuh Ke $12.000!