Analis Coinbase Sebut Efek Bitcoin Halving Pada Kripto Belum Jelas

Anggita Hutami

19th June, 2023

Bitcoin halving seringkali dianggap menjadi katalis bagi pergerakan positif harga Bitcoin dan kripto secara umum. Namun, menurut laporan yang dipublikasikan David Duong, Head of Institutional Research di Coinbase pada Rabu (14/6), Bitcoin halving belum dapat menjadi kepastian akan berpengaruh pada kripto.

Baca Juga: Mengenal Bitcoin Halving dan Dampaknya Pada Harga

Tiga Bitcoin Halving dan Pengaruhnya Pada Kripto

Bitcoin halving pertama terjadi pada 28 November 2012. Saat itu David tidak melihat adanya pengaruh signifikan dari peningkatan likuiditas dengan kenaikan harga Bitcoin.

Menurut David, meskipun harga Bitcoin mulai naik pada akhir tahun 2012, kenaikan yang signifikan terjadi pada awal 2013 setelah krisis plafon utang AS dan pengurangan anggaran. Saat itu harga Bitcoin dijadikan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.

Bitcoin halving kedua terjadi bersamaan dengan referendum Brexit pada Juni 2016, yang meningkatkan likuiditas melalui program pembelian obligasi oleh Bank of England. Meskipun dampak langsung dari Brexit terhadap likuiditas tidak signifikan, harga Bitcoin kemungkinan meningkat sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi dan volatilitas yang terjadi.

Bitcoin halving ketiga terjadi pada 11 Mei 2020, bersamaan dengan kebijakan moneter yang diterapkan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.

Pada akhir Maret 2020, Federal Reserve mulai melakukan pembelian obligasi dalam skala besar dan tanpa batas untuk menjaga stabilitas pasar keuangan, sementara pemerintah AS mengeluarkan paket stimulus fiskal yang disebut Undang-Undang CARES.

Sebagai kesimpulan, David mengatakan bahwa ia belum menemukan dampak antara Bitcoin halving dengan kenaikan harga kripto secara langsung. Hal ini disebabkan, momentum Bitcoin halving seringkali terjadi bersamaan dengan peristiwa makro ekonomi global.

“Di luar dari momentum Bitcoin halving ketiga, bukti bahwa peristiwa halving dapat berpengaruh terhadap kenaikan harga Bitcoin belum sepenuhnya jelas,” ungkap David.

Sementara itu, David juga menyoroti harga kripto saat ini cenderung mengikuti pergerakan likuiditas global terutama setelah terjadinya peristiwa deleveraging pada Mei-Juni 2022.

Dalam periode Mei-Juni 2022, bank sentral di Eropa, Tiongkok, Jepang, Kanada, dan Inggris dilaporkan telah mengurangi likuiditas global menjadi sekitar US$29,2 triliun sejak akhir Mei 2022.

Peristiwa tersebut menyebabkan penurunan likuiditas sebesar US$3,8 triliun dari puncaknya pada Februari 2022. Meskipun demikian, likuiditas perbankan kembali meningkat pada kuartal pertama 2023.

Pemangkasan likuiditas bank sentral global saat itu menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar kripto hingga US$724 miliar. Kapitalisasi pasar kripto saat ini mencapai 3,6% dari ukuran likuiditas global.

Potensi Naik Karena Halving Masih Spekulatif

David melihat potensi kenaikan harga pada aset-aset kripto sehubungan dengan Bitcoin halving 2024, tetapi potensi ini masih bersifat spekulatif.

“Kami pikir ada kemungkinan bahwa Bitcoin halving berikutnya pada tahun 2024 dapat berdampak positif pada kinerja token. Namun, bukti pendukung yang terbatas membuat hubungan ini masih agak spekulatif, dalam pandangan kami,” katanya.

Baca Juga: Melihat Dampak Bitcoin Halving Bagi Exchange dan Trader

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.