5 Alasan Privacy Coin Kembali Naik Daun
4th November, 2025
Privacy coin, aset kripto yang dirancang untuk melindungi anonimitas pengguna dan menyembunyikan rincian transaksi, kembali mencuat setelah mencatat reli signifikan di tengah tren penurunan harga kripto secara luas.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah Zcash (ZEC), yang tiba-tiba melonjak hingga 185% dalam sebulan terakhir, dari US$132 ke level tertinggi bulanan di US$466, menurut data CoinGecko.

Performa ini bahkan berhasil menyalip Monero (XMR) sebagai privacy coin terbesar di pasar, dengan kapitalisasi mencapai US$7,6 miliar, dibandingkan Monero yang tercatat di kisaran US$6,2 miliar.
Reli Zcash juga mendorong kenaikan privacy coin lainnya. Dalam sebulan terakhir, Dash (DASH) naik hingga 273%, sementara Decred (DCR) menguat 85%. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kategori privacy coin meningkat 2% menjadi US$25,6 miliar.
Berikut lima alasan utama di balik kebangkitan privacy coin.
Baca juga: Apa Itu Privacy Coin?
Kekhawatiran Global Soal Pengawasan Data
Kenaikan minat terhadap privacy coin beriringan dengan meningkatnya pengawasan digital di seluruh dunia.
Uni Eropa sempat mengusulkan kebijakan “Chat Control” yang dapat memaksa platform memindai pesan terenkripsi, sementara Meta dikritik karena menggunakan data pengguna Eropa untuk melatih model AI-nya.
Di Amerika Serikat, perlindungan privasi masih tambal-sulam di tingkat negara bagian.
Ketegangan ini membuat masyarakat semakin sadar bahwa ruang privat di dunia digital makin sempit. Di sinilah privacy coin hadir sebagai “perlindungan finansial” di era pengawasan total, memungkinkan transaksi tetap aman dan anonim tanpa bergantung pada otoritas pusat.
Baca juga: Altcoin Ambruk, Likuidasi Kripto Tembus Rp21 Triliun
Teknologi Berfokus pada Privasi yang Makin Matang
Privacy coin umumnya mengandalkan teknologi zero-knowledge proof (ZK-proof) untuk menyembunyikan identitas pengirim, penerima, dan jumlah transaksi.
Sistem ini memungkinkan validasi transaksi tanpa membuka datanya, sebuah konsep yang kini banyak diadopsi oleh proyek-proyek blockchain modern.
Dengan teknologi ini, pengguna dapat mengirim nilai antar-ekosistem tanpa meninggalkan jejak publik di blockchain utama, sebuah lompatan besar untuk adopsi teknologi privasi yang dulu dianggap rumit.
Privasi Bukan Lagi Tentang Kriminalitas
Dulu, privasi di blockchain sering dianggap identik dengan aktivitas ilegal. Kini, narasi itu mulai berubah.
Banyak pengembang berupaya menyeimbangkan privasi dengan kepatuhan hukum melalui konsep programmable privacy, di mana data pengguna tetap terlindungi secara default tetapi dapat diakses bila diperlukan secara legal.
Teknologi seperti ZKP dan confidential computing memungkinkan perlindungan data tanpa mengorbankan auditabilitas. Pendekatan ini membuat proyek-proyek privasi mulai diterima kembali oleh institusi dan regulator.
Baca juga: Hypervault Terindikasi Scam Usai Gelapkan Rp60,2 Miliar Kripto via Tornado Cash
Reaksi Terhadap Pengawasan di Dunia Kripto
Ekosistem kripto kini berada di bawah pengawasan yang lebih ketat dari sebelumnya. Setiap transaksi dipantau, verifikasi KYC diwajibkan di hampir semua exchange, dan alat analitik blockchain semakin canggih dalam melacak wallet serta perilaku pengguna.
Bahkan, Departemen Keuangan AS melalui GENIUS Act tengah meninjau penggunaan AI dan privacy-enhancing tools untuk mendeteksi aktivitas terlarang.
Kondisi ini justru menjadi pemicu balik: semakin besar kontrol pemerintah, semakin kuat dorongan komunitas untuk mencari ruang privasi baru. Token seperti Zcash muncul sebagai pelarian alami dari sistem yang terlalu terbuka, tanpa perlu keluar dari kerangka legal sepenuhnya.
Privasi Sebagai Infrastruktur Baru
Kebangkitan Zcash bukan sekadar efek spekulasi, tetapi juga sinyal bahwa proyek blockchain mulai menilai privasi sebagai layer fundamental, bukan fitur tambahan.
Menurut Carter Feldman, CEO Psy Protocol, fokus industri kini bukan lagi pada peluncuran token baru, melainkan pembangunan sistem privasi dengan insentif ekonomi yang nyata.
Pendekatan ini menciptakan privasi secara default, transaksi terlindungi tanpa perlu pengaturan manual dari pengguna.
Jika arah ini terus berkembang, privacy coin berpotensi menjadi fondasi penting dalam infrastruktur Web3, mulai dari DeFi, digital identity, hingga AI yang menghormati kerahasiaan data pengguna.
Baca juga: Protokol DeFi Balancer Kena Hack, Total Kerugian Sentuh Rp2,1 Triliun