Alami Masalah Regulasi, Deutsche Bank Bangun Blockchain Layer 2
20th December, 2024
Lembaga keuangan global yang selama ini menggunakan blockchain publik harus menghadapi regulasi baru, salah satunya adalah Deutsche Bank. Solusinya, raksasa perbankan Jerman ini memilih membangun blockchain Layer 2 berdasarkan Ethereum.
Bloomberg News pada Selasa (17/12/2024) melaporkan, platform yang dijuluki Project Dama 2 ini memanfaatkan teknologi blockchain sambil meminimalkan risiko terkait dengan public ledger, yang sering kali secara tidak sengaja bertransaksi dengan entitas yang terkena sanksi atau penjahat.
Proyek yang diluncurkan pada bulan November ini, dirancang untuk merampingkan layanan aset dan memanfaatkan teknologi zero-knowledge proof (zkp) dari ZKsync untuk menawarkan transaksi yang lebih murah dan lebih efisien.
Penggunaan zkp ini memungkinkan peningkatan privasi dan kustomisasi pengguna institusional yang mengembangkan blockchain milik Deutsche Bank. Dalam pengembangan platform ini, Deutsche Bank bank dibantu perusahaan kripto Memento Blockchain dan Interop Labs.
Project Dama 2 adalah bagian dari Project Guardian dari Otoritas Moneter Singapura, yang menandakan minat yang semakin besar di antara para pemain keuangan tradisional dalam layanan aset berbasis blockchain dan solusi tokenisasi.
Baca juga: Deutsche Bank Bergabung Dengan JPMorgan
Mengapa Membuat Blockchain Baru?
Blockchain publik memang menawarkan efisiensi yang luar biasa untuk pemberi pinjaman yang teregulasi, terlebih Ethereum yang menjadi favorit institusi dengan 81% tokenisasi aset dunia nyata (RWA).
JPMorgan pun sempat melakukan transaksi pertamanya pada blockchain publik tahun 2022 lalu. Visa mengeksplorasi tokenisasi mata uang fiat untuk bank-bank tradisional. Raksasa keuangan tradisional seperti BlackRock dan Franklin Templeton melakukan tokenisasi uang dengan kapitalisasi pasar gabungan lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun, sebagai bagian dari Project Guardian juga.
Meski begitu, institusi memiliki kekhawatiran terkait ketidakpastian mengenai siapa yang memvalidasi transaksi, kemungkinan biaya transaksi mencapai entitas yang terkena sanksi, dan risiko hard fork blockchain yang tidak terduga yang dapat mengganggu operasional.
Menurut lead inovasi terapan industri Deutsche Bank Asia Pasifik, Boon-Hiong Chan, solusi terbaik bagi mereka saat ini adalah dengan “mencampurkannya” dan tidak benar-benar berhenti menggunakan blockchain publik, yaitu dengan menggunakan dua chain. Hasilnya, Project Dama 2 terhubung ke Ethereum sambil memungkinkan bank untuk menghindari beberapa risiko yang diduga melekat pada blockchain publik.
Dengan membuat daftar validator transaksi yang telah dikurasi dan menawarkan alat untuk memberikan “hak admin super” eksklusif kepada regulator, bank berharap dapat memberikan pengalaman blockchain yang lebih aman dan patuh.
Baca juga: Blockchain Publik