Shitcoin atau kripto micin adalah istilah untuk aset kripto yang memiliki suplai melimpah, tanpa fundamental yang jelas, dan fluktuasi harga yang sangat tinggi.
Baca juga: Koin Micin, Si Gurih yang Bikin Nagih
Jenis kripto ini sangat berisiko, terutama karena sering kali menarik minat investor atau trader baru yang belum berpengalaman di pasar kripto. Alasan utamanya adalah potensi keuntungan besar yang bisa didapatkan dalam waktu singkat, meskipun risikonya sangat tinggi.
Namun, dalam memilih shitcoin, kamu tidak boleh sembarangan, karena risiko kerugian yang besar bisa menanti. Berikut beberapa tanda bahaya yang harus dihindari ketika memilih shitcoin.
Grup Terbatas
Langkah pertama saat ingin membeli shitcoin adalah memeriksa komunitas dan media sosial yang dimiliki oleh proyek tersebut.
Komunitas memiliki peran penting karena menjadi tempat interaksi antara tim proyek dan calon investor. Umumnya, komunitas ini menggunakan Telegram karena aplikasi ini mempermudah komunikasi, baik melalui pesan teks maupun suara.
Salah satu tanda proyek kripto yang harus dihindari adalah grup Telegram yang di-mute, sehingga pihak luar tidak bisa berkomunikasi. Hanya pihak proyek yang bisa berbicara, sehingga calon investor atau pihak eksternal tidak bisa bertanya atau memberikan pendapat.
Kondisi ini bisa menjadi tanda kurangnya transparansi atau upaya menghindari pertanyaan, yang bisa menjadi tanda bahaya.
Baca juga: Studi Ungkap 97% Proyek Meme Coin Alami Kegagalan pada 2024
Anggota Komunitas Palsu
Selanjutnya adalah anggota komunitas yang palsu. Hal ini bisa menunjukkan kepalsuan, seakan-akan proyek tersebut sudah memiliki banyak peminat.
Kondisi ini dapat dilihat dari rasio antara anggota yang online dan total anggota di komunitas tersebut. Jika rasio yang online dibandingkan total anggota terlalu kecil, kemungkinan besar banyak anggota palsu dan minat terhadap proyek tersebut tidak sebesar yang terlihat.
Baca juga: Tips Cari Koin Micin Ala Om King, Crypto Miliuner
Tampilan Situs dan Promosi Proyek Buruk
Promosi yang berlebihan, seperti menjanjikan keuntungan yang terlalu tinggi dan tidak fokus pada proyek, merupakan indikasi buruk. Di sisi lain, promosi yang minim juga bisa menjadi tanda bahaya, yang terlihat dari kurang aktifnya media sosial proyek dan minimnya pembaruan terkait perkembangannya.
Tampilan situs dan media sosial yang buruk juga bisa menjadi indikator. Situs yang dibuat tanpa kreativitas, tidak menarik, atau konten yang kurang informatif dan hanya menyalin dari situs lain adalah tanda-tanda proyek yang mungkin hanya merupakan penipuan.
Tidak Ada Bukti Nyata Proyek
Salah satu tanda bahaya adalah ketika proyek tidak memiliki aplikasi atau kegunaan nyata. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa shitcoin atau kripto tersebut hanya akan digunakan untuk skema pump and dump.
Selain itu, ketiadaan hasil audit juga merupakan tanda bahaya. Jika proyek belum menjalani proses audit, maka proyek tersebut masih tergolong tidak aman.
Pihak pengaudit yang terpercaya, seperti Certik Finance, biasanya akan mengidentifikasi beberapa kekurangan dalam proyek. Jika tim developer sering ‘menghilang’, ini juga bisa menjadi tanda bahaya, karena developer bertanggung jawab atas teknologi yang digunakan dalam proyek.
Apabila developer sering absen, terutama saat terjadi masalah, ada kemungkinan besar proyek tersebut adalah penipuan yang akan berujung pada skema rug pull.”
Baca juga: Apa itu Rug Pull dan Cara Menghindarinya
Jumlah Presale Besar dan Alokasi Mencurigakan
Jumlah penjualan awal (presale) yang terlalu besar, dengan periode penguncian yang singkat, dapat memicu skema pump and dump.
Selain itu, alokasi hasil penjualan yang mencurigakan, seperti alokasi yang lebih besar untuk tim daripada likuiditas, bisa menjadi tanda bahwa tim berniat mengambil keuntungan besar dari proyek tersebut.
Semakin besar alokasi untuk likuiditas, semakin aman proyek tersebut, karena dana likuiditas akan terkunci dan tidak bisa diambil oleh tim.
Mengenali tanda-tanda red flag pada shitcoin sangat penting untuk menghindari risiko kerugian. Komunitas yang tidak transparan, promosi berlebihan, kurangnya bukti nyata, dan ketiadaan audit adalah beberapa indikasi yang perlu diwaspadai. Pastikan selalu melakukan riset sebelum berinvestasi agar terhindar dari proyek yang berpotensi merugikan.