Blockcircle Kenalkan Momentum Trading Engine untuk Tingkatkan Akurasi Trading Otomatis

Blockcircle Indonesia

14th November, 2025

Market kripto beroperasi dua puluh empat jam tanpa henti, menghadirkan peluang kapan saja terutama bagi trader aktif. Namun peluang tersebut juga datang dengan risiko kelelahan, keputusan impulsif, dan bias emosi.

Inilah alasan semakin banyak trader beralih ke otomasi untuk memastikan eksekusi strategi yang lebih konsisten, terukur, dan responsif terhadap sinyal pasar.

Momentum Trading Engine atau MTE merupakan sistem yang dikembangkan dan digunakan tim Blockcircle melalui TradingView untuk melakukan trading otomatis. MTE berfungsi sebagai alat untuk merancang, menguji, dan mengeksekusi strategi berbasis aturan secara transparan, sambil tetap memberikan kendali penuh kepada pengguna.

Baca juga: Altcoin Sentuh Level Terendah, Blockcircle Soroti Peluang Siklus Kenaikan Baru

Perbedaan Bot Trading dan Momentum Trading Engine (MTE)

Bot trading umum biasanya menawarkan strategi bawaan yang dapat dipakai langsung hanya dengan sedikit penyesuaian parameter. Kekurangannya, logika dasarnya cenderung tertutup sehingga pengguna tidak benar-benar memahami mekanisme yang dijalankan.

Sebaliknya, MTE bekerja sebagai mesin strategi di dalam TradingView yang memungkinkan pengguna untuk merancang logika mereka sendiri, mulai dari aturan masuk dan keluar, backtest, hingga pengiriman alert untuk eksekusi otomatis melalui layanan pihak ketiga.

Dengan cara ini, MTE berfungsi sebagai infrastruktur membangun strategi, bukan sekadar bot siap pakai.

Baca juga: BlockCircle Soroti Potensi DeSci dan DAO Atasi Tantangan Akademik

Mengapa Backtest Penting?

Sebelum strategi diterapkan pada dana nyata, satu pertanyaan penting perlu dijawab: “Jika strategi ini dijalankan di masa lalu, seperti apa hasilnya?”

Beberapa metrik yang biasa diperhatikan saat menilai konfigurasi MTE termasuk:

  • Jumlah Transaksi: Konfigurasi yang kuat umumnya menghasilkan puluhan trade dalam periode uji yang jelas, bukan hanya beberapa sinyal keberuntungan.
  • Win Rate: Seberapa sering trade berakhir profit. Untuk gaya momentum tertentu, sekitar enam puluh persen ke atas dengan manajemen risiko rapi bisa menarik.
  • Profit Factor: Total profit kotor dibanding total rugi kotor. Di atas satu berarti masih untung secara bersih.
  • Drawdown: Penurunan ekuitas dari puncak ke titik terendah saat strategi berjalan. Menggambarkan “rasa sakit” yang harus ditoleransi sebelum pulih.
  • Rata-rata Profit per Trade: Menunjukkan apakah setiap keputusan punya keunggulan yang cukup untuk menutup biaya, slippage, dan periode buruk.

Tujuannya adalah menemukan konfigurasi MTE yang secara historis mengungguli beli dan simpan pada aset yang sama, dengan profil risiko yang masuk akal.

Daftar trade MTE V2 di DOGEUSDT 30 menit, periode 1 Jan 2025 sampai 9 Nov 2025. Sumber: TradingView

Baca juga: Blockcircle: Dogecoin (DOGE) Jadi Memecoin Menjanjikan

Empat Pilar Membangun Konfigurasi di MTE

Blockcircle merangkum alur kerja MTE menjadi empat tahap praktis.

  • Pilih Periode Backtest: Gunakan rentang waktu yang mencakup beragam kondisi pasar, bukan hanya tren naik. Enam bulan sampai beberapa tahun membantu melihat perilaku strategi di fase bullish, koreksi, dan sideways.
  • Tentukan Aturan Masuk Posisi: Pengguna dapat memadukan berbagai indikator seperti posisi harga terhadap moving average, indikator momentum (RSI, CCI, stochastic), filter Heikin Ashi, hingga konteks pasar yang lebih luas seperti tren Bitcoin atau open interest derivatif. Semua logika bersifat transparan dan sepenuhnya dapat disesuaikan.
  • Tentukan Aturan Keluar Posisi: Bagian ini sangat penting untuk mengelola risiko. Pengguna dapat mengatur stop loss, target profit, trailing stop, exit saat terjadi sinyal berlawanan, atau invalidasi berbasis timeframe lebih tinggi. Perubahan parameter kecil pada bagian ini dapat berdampak besar pada hasil keseluruhan sehingga pengujian berulang sangat diperlukan.
  • Atur Parameter Umum dan Otomasi: Tahap terakhir adalah menetapkan mode long-only, short-only, atau keduanya, ukuran posisi, leverage (jika dipakai), serta format alert untuk eksekusi otomatis melalui webhook. MTE dapat terhubung ke berbagai layanan eksekusi yang kemudian mengirim order ke exchange terpusat, sementara izin API tetap berada di kendali pengguna.

Studi Kasus: DOGEUSDT

Tim Blockcircle menyarankan memulai dari aset yang likuid saat membangun konfigurasi di MTE. Contoh berikut menggunakan DOGEUSDT timeframe 30 menit di TradingView, periode 1 Jan sampai 9 Nov 2025 dengan menggunakan MTE V2.

Hasil ringkas backtest:

  • Total PnL: sekitar +151,24 persen
  • Total trade: 30
  • Profit trade: 93,33 persen (28 dari 30)
  • Profit factor: 5,136
  • Max equity drawdown: sekitar 13,48 persen

Angka tersebut adalah data historis dan tidak menjamin hasil serupa ke depan, namun menunjukkan bahwa aturan yang jelas dan pasar yang likuid dapat menghasilkan proses trading yang lebih disiplin.

Overview MTE V2 di DOGEUSDT 30 menit, menampilkan kurva ekuitas kumulatif, drawdown, total trade, profit factor, dan ringkasan kinerja backtest. Sumber: TradingView

Peran Pengawasan Manusia

Meski sistem berjalan otomatis, keputusan akhir tetap berada di tangan pengguna. Pasar kripto memiliki volatilitas ekstrem yang dapat memicu sinyal palsu, setiap orang memiliki toleransi risiko berbeda, kondisi pasar dapat berubah, dan strategi otomatis idealnya hanya menjadi salah satu bagian dari portofolio, bukan seluruhnya.

Menempatkan Sistem Otomatis dalam Portofolio

Jika digunakan dengan tepat, MTE dapat membantu mengelola sebagian modal pada aset likuid dengan pendekatan berbasis aturan, mengurangi bias emosi, serta menjadi pelengkap bagi strategi jangka panjang.

Sebagian investor membagi eksposur kripto menjadi tiga lapisan: aset inti, alokasi risiko tinggi, dan alokasi sistematis melalui alat seperti MTE.

Pendekatan ini membantu menyeimbangkan peluang sekaligus menjaga perlindungan modal.

Kesimpulan

Otomasi adalah evolusi alami dalam market kripto yang bergerak cepat. Momentum Trading Engine menawarkan kerangka kerja yang transparan dan terukur untuk merancang, menguji, serta menjalankan strategi berbasis data.

Kuncinya adalah memahami cara kerja sistem, mengevaluasi hasil backtest, menetapkan batas risiko yang jelas, serta menempatkan strategi otomatis dalam rencana portofolio secara bijak. Selalu lakukan riset mandiri, gunakan ukuran posisi yang wajar, dan hanya gunakan dana yang siap untuk dirisikokan.

Baca juga: Mengenal Blockcircle, Platform Analitik Blockchain untuk Trader dan Investor Kripto

Blockcircle Indonesia

Blockcircle adalah komunitas yang terdiri dari pemain kripto, investor OG, para pendiri komunitas, dan pengembang terpilih yang semuanya fokus dalam menemukan dan berinvestasi pada aset digital yang salah harga. Kami melakukan ini dengan menggunakan sumber data dan alat eksklusif serta memanfaatkan jaringan pribadi kami dari Alpha Finder.

Blockcircle adalah komunitas yang terdiri dari pemain kripto, investor OG, para pendiri komunitas, dan pengembang terpilih yang semuanya fokus dalam menemukan dan berinvestasi pada aset digital yang salah harga. Kami melakukan ini dengan menggunakan sumber data dan alat eksklusif serta memanfaatkan jaringan pribadi kami dari Alpha Finder.