The Fed Turunkan Suku Bunga, Harga Bitcoin Tertahan di US$116.000

Dilla Fauziyah

18th September, 2025

Harga Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, saat ini cenderung diperdagangkan stabil di kisaran US$116.000 setelah bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan memangkas suku bunga acuan.

Menurut data CoinMarketCap pada Kamis (18/9/2025) pagi, Bitcoin sempat turun dari US$116.700 ke level terendah harian di US$114.700, sebelum kembali menguat ke sekitar US$116.600 saat artikel ini ditulis. Pergerakan harga ini diiringi lonjakan volume transaksi harian hingga 40%, sementara kapitalisasi pasar tetap stabil di US$2,32 triliun.

Grafik harian BTC/USD. Sumber: CoinMarketCap

Data pasar juga menunjukkan lonjakan open interest di instrumen derivatif, menandakan trader futures tengah bersiap menghadapi volatilitas lebih tinggi. Sebaliknya, volume perdagangan spot justru melemah, memperlihatkan bahwa pergerakan harga masih lebih didorong oleh aktivitas leverage ketimbang permintaan riil.

Secara keseluruhan, aset kripto lain bergerak searah. Ethereum (ETH) naik sekitar 2% ke US$4.613, XRP (XRP) naik 1%, dan Solana (SOL) menguat 3%. Kapitalisasi pasar kripto global juga tercatat naik tipis 1% ke US$4,09 triliun.

Baca juga: 3 Faktor Pendorong Reli Bitcoin Pekan Ini

Pemangkasan Suku Bunga The Fed

The Fed dalam pengumumannya resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,0%–4,25%. Keputusan ini menandai kembalinya bank sentral ke mode pelonggaran atau easing setelah sepuluh bulan menunggu, sekaligus membawa suku bunga ke level terendah sejak Desember 2022.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menyebut langkah tersebut sebagai “risk management cut” atau pemangkasan berbasis manajemen risiko. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi AS di paruh pertama tahun ini melambat, sementara pasar tenaga kerja mulai melemah, salah satunya akibat perubahan arus imigrasi.

Powell menegaskan bahwa pemangkasan lebih besar belum mendapat dukungan luas, dan The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga secara agresif.

Sementara itu, laporan ketenagakerjaan Agustus mencatat hanya ada penambahan 22.000 lapangan kerja baru, sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%, level tertinggi sejak 2021. Revisi data juga menunjukkan jumlah pekerjaan yang tercipta lebih sedikit dari perkiraan awal.

Selain tekanan dari data ekonomi, The Fed juga menghadapi desakan politik. Presiden Trump beberapa kali mengkritik keterlambatan bank sentral dalam menurunkan suku bunga, meski Powell menegaskan independensi penuh The Fed dalam pengambilan kebijakan.

Dalam proyeksi atau dot plot, FOMC memperkirakan tambahan pemangkasan sebesar 50 basis poin hingga 2025. Sebagian besar anggota komite melihat ruang untuk dua kali pemangkasan lagi tahun ini, meski tujuh dari 19 peserta rapat memilih agar suku bunga tetap. Analis Chris Rhine dari Galaxy menilai arah dot plot terbaru sejalan dengan perkiraan pasar dan mempertegas bias dovish The Fed.

Mengutip laporan Cointelegraph, analis pasar kripto Nic Puckrin menilai risiko “sell the news” cukup tinggi karena pasar sudah mengantisipasi pemangkasan ini sejak awal. Di sisi lain, Matt Mena dari 21Shares menilai jalur kebijakan yang lebih dovish bisa membuka peluang bagi Bitcoin untuk menantang level tertinggi baru menjelang akhir tahun.

Baca juga: Tertidur 11 Tahun, Whale Bitcoin Bangkit Pindahkan 1.000 BTC Senilai Rp1,9 Triliun


Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.