Trader Pantau Risiko Penurunan Kripto Jelang Pembukaan Pasar Saham AS

Dilla Fauziyah

7th April, 2025

Aksi jual besar-besaran kembali mengguncang pasar aset kripto pada Senin (7/4/2025) pagi waktu Asia, saat Bitcoin menembus level US$74.000 dan memicu koreksi tajam pada sejumlah aset kripto besar. Kerugian di pasar secara keseluruhan kini mendekati 20%.

Bitcoin, aset kripto terbesar di dunia, telah mencatat penurunan lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir, sementara Ethereum tumbang lebih dari 21% dengan harga terendah diperdagangkan di kisaran US$1.444.

Sementara itu, beberapa token besar lainnya seperti XRP (XRP), Solana (SOL), dan Dogecoin (DOGE), mengalami penurunan lebih dari 20% selama pasar Asia dibuka. Koreksi ini menghapus puluhan miliar dolar AS dari total kapitalisasi pasar yang saat ini bernilai US$2,41 triliun, dipicu oleh kekhawatiran makroekonomi dan gelombang likuidasi besar-besaran mencapai lebih dari US$1,30 miliar.

Menurut analis CoinDesk, XRP kini diperdagangkan di angka US$1,79, di bawah rata-rata Moving Average (MA) 200 hari, sebuah sinyal teknikal yang sering dianggap sebagai batas bawah yang krusial, sehingga menimbulkan kekhawatiran penurunan lebih lanjut menuju US$1,75.

Solana juga tertekan, turun di bawah level psikologis US$100 dan menembus MA 50 hari. Penurunan ini menandai pelemahan 64% dari harga tertinggi sepanjang masanya. Di sisi lain, Dogecoin anjlok 20% ke US$0,13.

Baca juga: Bitcoin Terjun Bebas, Rp23 Triliun Kripto Hangus Terlikuidasi

Antisipasi Trader di Tengah Gejolak Pasar Global

Kondisi pasar kripto saat ini tengah diperparah oleh faktor geopolitik. Kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang kembali menaikkan bea masuk sebesar 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko, serta menggandakan tarif menjadi 20% untuk barang dari Tiongkok, telah memicu ancaman balasan dari negara-negara tersebut.

Pemerintah Tiongkok bahkan dikabarkan tengah mempertimbangkan stimulus ekonomi jangka pendek untuk merespons kebijakan tersebut, yang semakin menambah ketidakpastian pasar.

Akibatnya, investor berbondong-bondong meninggalkan aset berisiko dan beralih ke aset aman seperti emas. Sementara itu, para trader memperkirakan tekanan pasar akan berlanjut sepanjang hari perdagangan Asia menjelang pembukaan pasar Amerika Serikat.

Mengutip CoinDesk, Chief Operating Officer BTSE, Jeff Mei, mengatakan bahwa pasar kripto cenderung bergerak lebih awal dibanding pasar saham global saat akhir pekan, dan penurunan tajam pagi ini menjadi bukti pola tersebut.

“Apakah pasar bisa pulih atau tidak tergantung pada negosiasi jangka pendek antarnegara besar pekan ini. Sejauh ini, Vietnam, Kamboja, dan Taiwan telah bersedia menurunkan tarif atau meningkatkan investasi ke AS untuk mendapatkan kelonggaran, tetapi pasar membutuhkan komitmen dari mitra dagang besar seperti Jepang atau Tiongkok agar kepercayaan bisa pulih,” tambah Mei.

Di sisi lain, Augustine Fan dari SignalPlus menilai bahwa perilaku harga saat ini mencerminkan bear market secara makro.

“Semua indikator mengarah ke mode ‘bear market’. Setiap kenaikan harga justru menjadi peluang jual, dan investor harus mulai menerima kenyataan baru ini,” jelas Fan.

Ia juga menambahkan bahwa meskipun secara teknikal Bitcoin mungkin terlihat siap menyusul performa emas, katalis yang dibutuhkan masih belum kuat dan manajemen risiko melalui penurunan harga kemungkinan akan terus mendominasi hingga pasar global kembali stabil.

Baca juga: Whale Ether Ini Kena Likuidasi Rp1,8 Triliun di Tengah Koreksi ETH!

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.