CEO Binance: Penurunan Harga Kripto Bukan Kehancuran
26th February, 2025
Kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan kenaikan inflasi di Amerika Serikat memicu kegelisahan pasar kripto, sejalan dengan fluktuasi jangka pendek dan bukannya kelemahan fundamental.
Pasar kripto bereaksi dan mengalami penurunan tajam, bahkan para investor menyatakan kekhawatirannya yang terlihat dari sentimen mencapai “Extreme Fear“.
Namun CEO Binance, Richard Teng, menepis kekhawatiran itu. Ia memastikan, penurunan harga kripto bukanlah sebuah kehancuran. Tetapi penurunan ini sebagai kalibrasi ulang sementara.
“Apa yang kita saksikan sekarang adalah kemunduran taktis jangka pendek lainnya, jauh dari penurunan struktural,” tulis Teng di X-nya.
Baca juga: Total Likuidasi Kripto Tembus Rp22 Triliun dalam Sehari!
Kondisi Pasar Kripto Saat Ini
Penurunan di pasar kripto terlihat dari turunnya Bitcoin ke bawah level US$90 ribu atau sekitar Rp1,4 miliar untuk pertama kalinya sejak November 2024.
Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin adalah US$88.659 atau sekitar Rp1,452 miliar, turun 3% dalam 24 jam terakhir, menurut data CoinMarketCap.

Berkenaan dengan penurunan ini, Teng mengingat kejatuhan pasar kripto pada tahun 2022, ketika Bitcoin sempat turun ke bawah US$20 ribu atau sekitar Rp327,8 juta pasca kenaikan suku bunga Federal Reserve dan pulih ketika kondisinya kembali stabil.
Ia menambahkan, kripto telah matang sebagai kelas aset dan telah berulang kali pulih dari penurunan yang disebabkan oleh ekonomi makro.
Teng memastikan, meskipun terjadi penurunan, minat institusional terhadap kripto tetap kuat. Seperti inflow yang terus berlanjut ke exchange-traded funds (ETF) dan pengajuan ETF baru yang stabil.
Selain itu, Binance telah mengamati masuknya pengguna baru secara konsisten, memperkuat pendapat terkait naiknya adopsi aset digital yang sedang berlangsung.
Baca juga: Bitcoin Anjlok ke US$91.000 Usai Trump Bersikeras Terapkan Tarif Impor