Binance Tegaskan Ketahanan Likuiditas, Cadangan On-Chain Tembus Rp2.008 T
17th November, 2025
Binance, exchange kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan, kembali menunjukkan ketahanan operasionalnya di tengah volatilitas pasar yang sempat mengguncang industri kripto pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan data terkini dari CryptoQuant, total cadangan Binance kini berada di kisaran US$120 miliar atau setara sekitar Rp2.008 triliun untuk seluruh aset, mencerminkan pemulihan sekitar US$4 miliar atau Rp66,9 triliun dalam beberapa pekan terakhir.

Posisi cadangan ini hanya berjarak sekitar 17 persen dari rekor tertingginya di US$144 miliar atau setara Rp2.409 triliun yang tercatat pada 6 Oktober 2025, menandakan tingkat stabilitas yang tetap kuat sepanjang tekanan pasar.
Selain konsistensi cadangan total, data CryptoQuant juga menunjukkan bahwa cadangan USDT (ERC20) milik Binance mencapai rekor tertinggi baru sebesar US$42,8 miliar atau setara sekitar Rp716 triliun pada Oktober. Pertumbuhan ini terjadi di tengah kondisi pasar yang bergejolak, menjadi indikator penting bahwa pengguna tetap menaruh kepercayaan pada keamanan penyimpanan aset di dalam platform.

Baca juga: Binance Luncurkan Demo Trading, Fitur Belajar Kripto Tanpa Risiko
Cadangan Bitcoin Tetap Kokoh
Dari sisi aset utama, Binance tercatat menyimpan sekitar 548.000 BTC dalam cadangannya. Angka ini menempatkan Binance sebagai platform dengan cadangan Bitcoin terbesar kedua di industri. Ketersediaan cadangan BTC dalam jumlah besar menjadi fondasi penting bagi keamanan penarikan dan aktivitas trading, serta menegaskan reliabilitas Binance sebagai penjaga aset digital yang aman.
Data on-chain dari CryptoQuant menunjukkan bahwa Binance terus mempertahankan posisinya sebagai platform yang likuid dan transparan. Stabilitas cadangan yang konsisten mengindikasikan bahwa kepercayaan pengguna tetap terjaga meski pasar mengalami tekanan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Binance Ungkap Pola Investasi Baru di Kalangan Pengguna Kripto Pemula
Upaya Perlindungan Pengguna
Di tengah bertambahnya pengguna baru di ekosistem kripto, aspek keamanan tetap menjadi perhatian utama. Binance menyampaikan bahwa mereka menerapkan mekanisme keamanan berlapis, termasuk penggunaan cold storage, pemantauan aktivitas secara real-time, analisis risiko otomatis, serta enkripsi data untuk meminimalkan potensi intrusi.
Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur seperti autentikasi dua faktor (2FA), manajemen perangkat, dan whitelist alamat penarikan untuk menambah lapisan perlindungan. Sepanjang 2024, beberapa sistem pemantauan internal dilaporkan turut membantu mencegah transaksi berisiko serta mendukung proses pemulihan dana salah kirim bekerja sama dengan pihak berwenang.
Sebagai bagian dari mitigasi risiko, Binance juga memiliki Secure Asset Fund for Users (SAFU), dana perlindungan darurat yang dibentuk sejak 2018 dan dipertahankan pada nilai sekitar US$1 miliar dalam USDC, sebagai cadangan jika terjadi insiden yang memengaruhi operasional platform.
Baca juga: Binance Rilis Fitur Crypto Analysis Bot, Asisten AI Canggih untuk Trading Kripto