Visa Uji Coba Stablecoin untuk Pembayaran Lintas Negara
30th September, 2025
Raksasa pembayaran global Visa resmi meluncurkan program uji coba untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam layanan pembayaran lintas negara. Langkah ini memberikan alternatif baru bagi bisnis, bank, maupun penyedia remitansi untuk mengirim uang ke luar negeri dengan lebih cepat dan efisien.
Menurut laporan The Block pada Selasa (30/9/2025), dalam skema ini mitra bisnis dapat melakukan pre-funding ke platform Visa Direct menggunakan stablecoin alih-alih mata uang fiat. Dana stablecoin tersebut akan diperlakukan layaknya saldo kas yang siap digunakan untuk membayar ke berbagai tujuan, sehingga perusahaan tidak perlu lagi menahan dana besar selama berhari-hari hanya untuk persiapan transaksi.
“Kami membawa stablecoin ke Visa Direct, platform push payment kami yang memungkinkan pergerakan dana secara real-time ke miliaran tujuan pembayaran,” jelas juru bicara Visa. “Dengan langkah ini, kami menciptakan dunia di mana pembayaran dapat diselesaikan dengan stablecoin, membuka jalan untuk transaksi global yang instan, aman, dan bisa diprogram.”
Visa menyebutkan uji coba ini dapat memangkas waktu penyelesaian transaksi dari hitungan hari menjadi hanya menit, sekaligus memberikan akses lebih cepat ke likuiditas. Penerima tetap bisa menerima dana dalam mata uang lokal mereka.
Untuk tahap awal, program ini akan tersedia secara terbatas mulai April 2026. Visa bekerja sama dengan sejumlah mitra terpilih, meskipun belum disebutkan siapa saja. USDC dan EURC milik Circle dikonfirmasi sebagai stablecoin pertama yang diuji coba, dengan kemungkinan penambahan aset lain sesuai permintaan pasar.
Baca juga: Startup Kripto Indonesia IDRX Raih Pendanaan Tahap Awal Rp4,8 Miliar
Stablecoin Masuk Ranah Mainstream
Uji coba ini hadir di tengah semakin kuatnya momentum adopsi stablecoin, terutama setelah disahkannya GENIUS Act, regulasi federal AS pertama yang mengatur sektor ini secara jelas. Stablecoin kini dipandang sebagai peluang pasar bernilai triliunan dolar, dengan dua kegunaan utama, yakni melindungi tabungan di negara dengan mata uang yang bergejolak, serta mempercepat dan menekan biaya transfer lintas negara.
Strategi stablecoin Visa sendiri sudah berkembang sejak beberapa waktu lalu. Awal tahun ini, perusahaan menggandeng Bridge milik Stripe untuk memungkinkan developer menerbitkan kartu Visa yang terhubung dengan saldo stablecoin. Pada Juni, Visa menjalin kemitraan dengan Yellow Card, perusahaan pembayaran berbasis stablecoin dengan jaringan kuat di Afrika, untuk mengeksplorasi solusi perbendaharaan dan likuiditas.
Selain itu, Visa juga telah menguji mekanisme settlement stablecoin bagi penerbit dan acquirer kartu, serta meluncurkan Visa Tokenized Asset Platform untuk membantu bank dalam mengelola penerbitan stablecoin pada tahap uji coba.
“Pembayaran lintas negara sudah terlalu lama terjebak dalam sistem lama yang tidak efisien,” kata Chris Newkirk, Presiden Commercial and Money Movement Solutions Visa. “Integrasi stablecoin ke dalam Visa Direct membuka fondasi baru agar uang dapat bergerak seketika di seluruh dunia, sekaligus memberi bisnis lebih banyak pilihan dalam melakukan pembayaran.”
Baca juga: Sembilan Bank Eropa Bersatu Terbitkan Stablecoin Euro Sesuai Aturan MiCA