Trader Ingatkan Risiko jika Bitcoin Turun di Bawah US$108.000

Dilla Fauziyah

4th July, 2025

Harga Bitcoin terus menunjukkan kekuatan menjelang rekor tertingginya, namun tekanan untuk mempertahankan momentum tetap besar. Analis kripto Daan Crypto Trades memperingatkan bahwa jika harga kembali turun di bawah US$108.000, tren penurunan dapat kembali mendominasi.

“Penutupan di sekitar area US$110 ribu akan sangat positif. Tapi pada titik ini, Anda tidak ingin melihat harga Bitcoin kembali turun ke bawah US$108 ribu,” tulis Daan dalam postingannya di X pada Kamis (3/7/2025).

Level US$108.000 jadi titik krusial pergerakan Bitcoin. Sumber: Daan Crypto Trades/X

Daan memprediksi bahwa koreksi lebih dalam bisa mendorong harga Bitcoin turun ke bawah US$100.000, bahkan hingga ke kisaran US$96.000.

Pada Jumat pagi (4/7/2025), harga Bitcoin tercatat berada di sekitar US$109.326 setelah terkoreksi dari level tertinggi harian di US$110.541, berdasarkan data CoinMarketCap.

Grafik harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinMarketCap

Level psikologis US$100.000 sendiri telah bertahan sejak 22 Juni lalu, ketika gejolak geopolitik antara Israel dan Iran sempat membuat harga Bitcoin menyentuh titik rendah US$98.900.

Meski tren umumnya positif, Daan menyoroti bahwa pola konsolidasi Bitcoin saat ini terlihat berbeda dari siklus sebelumnya.

“Memang masih mengikuti pola yang sama, naik, sempat menyimpang ke bawah, lalu kembali menguat perlahan. Tapi yang belum terlihat adalah breakout yang kuat dan berkelanjutan,” jelasnya.

Baca juga: Bitcoin Menguat ke US$109.000, Dipicu Pelemahan Data Ekonomi AS

Optimisme Masih Kuat, Tapi Butuh Konfirmasi Breakout

Meski ancaman koreksi masih membayangi, sejumlah analis tetap yakin bahwa tren naik Bitcoin belum selesai.

“Sulit untuk bersikap bearish dalam kondisi seperti sekarang,” sebut analis Miles Deutscher.

Trader CryptoFayz juga menambahkan bahwa jika Bitcoin berhasil menembus all-time high di US$111.960, maka ada peluang harga terus naik hingga ke kisaran US$116.000.

Pandangan serupa disampaikan oleh Markus Thielen, Head of Research di 10x Research, yang memproyeksikan target tersebut bisa tercapai sebelum akhir Juli. Menurutnya, aliran dana yang kuat ke ETF Bitcoin spot, ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed, serta terus menurunnya pasokan Bitcoin di bursa menjadi pendorong utama.

Meski demikian, Daan menyoroti bahwa pola konsolidasi Bitcoin kali ini agak berbeda dari siklus sebelumnya. “Memang masih terlihat pola yang sama: Bitcoin berhenti naik, sempat turun, lalu kembali naik perlahan. Tapi kali ini belum terlihat breakout kuat yang benar-benar meyakinkan,” jelasnya.

James McKay, pendiri McKay Research, juga memberikan pandangan menarik. Menurutnya, semakin lama fase konsolidasi ini berlangsung, semakin besar kemungkinan siklus empat tahunan Bitcoin akan melenceng dari pola historis yang biasa terjadi.

Baca juga: Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor US$135.000 di Paruh Kedua 2025, Ini Alasannya


Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.