Bank AS FOMO ETF Bitcoin, SEC Diminta Sesuaikan Aturan

Anisa Giovanny

22nd February, 2024

Bank-bank besar dan lembaga keuangan di Amerika Serikat mendorong Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk menyesuaikan kembali definisi aset kripto

Penyesuaian tersebut bisa memungkinkan mereka memiliki peran lebih besar di kripto, salah satunya berperan sebagai kustodian kripto. 

Bank Ingin Ambil Peran di Kripto

Menurut Eric Balchunas analis Bloomberg ETF bank-bank AS, yang tidak lagi memainkan peran utama ETF Bitcoin ini yang membuat mereka mendorong SEC untuk mengubah panduan seputar kepemilikan aset digital.

Hingga saat ini bank-bank di AS belum mendapatkan izin untuk terlibat sebagai kustodian. Di sisi lain, ETF lain umumnya memberikan peran bagi bank sebagai kustodian.  

Dilansir dari Cointelegraph, penulis buletin mingguan Bitcoin, TheBitcoin Therapist, mengatakan, “Para bankir menjadi kesal karena mereka tidak dapat menyediakan ETF Bitcoin untuk pelanggan mereka. FOMO Q1 sudah membuat mereka gila.”

Sementara itu, dalam sebuah postingan di X, kepala investasi Bitwise Matt Hougan mengatakan surat tersebut menunjukkan bahwa ETF Bitcoin telah mengubah “nada seputar regulasi kripto di Washington,” dengan yang lain berkomentar bahwa ini adalah tanda yang jelas bahwa bank memberi sinyal minat untuk bergabung dengan “keuangan digital.”

Baca juga: ETF Bitcoin Spot Raih Volume Trading Tertinggi Sejak Diluncurkan

Minta SEC Ubah Aturan

Agar bank dapat terlibat lebih besar di ETF Bitcoin, SEC didorong untuk mengubah definisi aset kripto dalam aturan khusus yang disebut SAB 121.

Bank meminta SEC tidak memasukkan aset tradisional yang dicatat pada teknologi blockchain, seperti deposito yang diberi token, di bawah aturan ketat untuk kripto. 

Ini berarti mereka ingin beberapa aset yang menggunakan blockchain tetapi lebih mirip produk keuangan tradisional tidak diperlakukan dengan pedoman ketat yang sama seperti mata uang kripto.

SEC juga diminta untuk tidak lagi memasukkan aktivitas kripto tertentu ke dalam neraca bank dan lembaga keuangan. Artinya, mereka tidak perlu mencatat aset tersebut sebagai bagian dari laporan keuangan resmi mereka. 

Permintaan ini bertujuan agar bank lebih terlibat dalam aktivitas kripto tanpa menghadapi aturan pencatatan keuangan yang ketat, namun mereka tetap berkomitmen untuk menjaga transparansi bagi investor melalui pengungkapan.

ETF Bitcoin Tarik Dana Miliaran Dolar

Secara terpisah, ETF Bitcoin spot kini telah menjadi primadona di dalam aset investasi. Baru-baru ini, volume perdagangan aset tersebut mencapai US$2 miliar.

Di sisi lain, ketika ETF Bitcoin melonjak, ETF emas justru menurun.  Pada tanggal 14 Februari, Eric Balchunas, seorang analis di Bloomberg Intelligence, mengungkapkan bahwa ETF emas di peringkat 14 teratas telah mengalami arus keluar gabungan sebesar US$2,4 miliar sejak Januari. Kontras ini menimbulkan spekulasi tentang pergeseran preferensi investor. 

Bitcoin, sering dibandingkan dengan emas sebagai aset perlindungan, telah menarik perhatian sebagai bentuk uang yang relatif baru, terutama dengan kemudahan investasi yang ditawarkan oleh ETF Bitcoin spot.

Baca juga: ETF Emas Alami Arus Keluar US$2,4 Miliar Saat Lonjakan ETF Bitcoin

Anisa Giovanny

Anisa tertarik dengan dunia tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di dunia perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bidang ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency

Anisa tertarik dengan dunia tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di dunia perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bidang ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency